*6 Lokasi di Wilayah Kabupaten OKI
*Kualitas Udara Palembang Level Berbahaya
SUMSEL , SUMATERAEKSPRES.ID- Pemerintah mulai mengambil tindakan tegas terhadap pemilik dan lahan yang terbakar. Tim Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian LHK (KLHK) Wilayah Sumatera telah menyegel enam lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Lokasi penyegelan karhutla sebagian besar berada di wilayah Kabupaten OKI. Rinciannya, lahan PT KS sekitar 25 hektare, PT BKI sekitar 60 hektare, PT SAM 30 hektare, PT RAJ sekitar 1.000 hektare, lahan lainnya di Kedaton Kayu Agung 1.200 hektare dan PT WAJ sekitar 1.000 hektare.
Khusus untuk 1.200 hektare lahan di Kedaton, kepemilikannya sedang didalami tim Gakkum KLHK Wilayah Sumatera. Tim Gakkum KLHK memasang papan larangan kegiatan dan garis PPLH sebagai tanda disegel.
Tim Gakkum KLHK juga berkoordinasi dengan pemda dan satgas penanganan karhutla untuk mengefektifkan upaya penanganan karhutla. Termasuk penegakan hukum. “Penyegelan lokasi karhutla merupakan upaya awal guna mencegah meluasnya dampak karhutla yang ditimbulkan,” ujar Direktur Jenderal Gakkum LHK, Rasio Ridho Sani.
Rasio mengungkapkan, sanksi bagi perusahaan yang areal konsesinya terjadi kebakaran dapat berupa sanksi administratif paksaan pemerintah, atau pembekuan dan pencabutan izin. Juga penegakan hukum pidana.
Bagi perusahaan yang terbukti lalai atau dengan sengaja melakukan pembakaran hutan dan lahan diancam hukuman penjara maksimal 10 tahun serta denda maksimal Rp10 miliar.
Penegakan hukum karhutla dapat juga dilakukan melalui gugatan perdata ganti rugi lingkungan hidup. “Mengingat pembakaran hutan dan lahan merupakan kejahatan serius, maka pembakaran hutan dan lahan oleh badan usaha disamping dikenakan pidana pokok berupa pidana penjara dan denda, dapat dikenakan pidana tambahan,” jelas Rasio.
Pidana tambahan itu berupa perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana.
BACA JUGA : Karhutla, Lebih dari 30 Hektar Lahan Terbakar di OKU Timur
Kemudian, penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan atau kegiatan, perbaikan akibat tindak pidana, dan pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak dan penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama tiga tahun.
Sementara, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menambahkan, karhutla di OKI di antaranya pada wilayah Sepucuk. Lokasi yang terbakar tersebut merupakan kawasan gambut. Karena itu sulit dipadamkan.
Selain di OKI, karhutla juga sempat terjadi kawasan Karyajaya, Kertapati Palembang. “Akibatnya, asap kebakaran itu pun terbawa angin menuju ke Palembang,” jelasnya. Dari pantauan 25 September 2023 dan melihat dari arah dan kecepatan angin, sumber asap dari wilayah OKI. “Upaya pemadaman tetap dilakukan oleh kawan-kawan Manggala Agni dan lainnya bahwa sampai kondisi benar-benar padam,”ungkapnya.
Dari situs BMKG, kemarin fajar pukul 05.00 WIB, konsentrasi partikulat atau PM 2.5 berada pada angka 349.70 mikrogram/meter kubik. Lalu naik lagi melebihi 400 mikrogram/ meter kubik pada pukul 06.00 WIB. Angka ini paling tinggi selama kondisi karhutla di Sumsel.
Kemudian, pukul 07.00 WIB, Palembang menempati posisi pertama kota terpolusi di Indonesia. Dengan indeks kualitas udara (AQI) 299. Dalam kategori tidak sehat. ISPU nilai konsentrasinya 206 mikrogram/meter kubik.
Buruknya kualitas udara Kota Palembang dipeburuk terbakarnya gundukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinata. Juga kebakaran lahan di beberapa titik lainnya.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan, penyebab kualitas udara Palembang masuk level bahaya karena akumulasi asap dari kebakaran TPA Sukawinatan dengan luas sekitar 3 hektare dan karhutla di OKI-Ogan Ilir.
Asap karhutla dari dua daerah itu terbawa sampai Palembang. Menimbulkan kabut asap pekat sejak malam hingga pagi. “Baunya khas sampah. Bercampur asap karhutla. Kualitas udara hari ini (kemarin) memang berbahaya,” beber Ansori.
Koordinator Observasi dan Data Statmet SMB 2 Palembang, Shinta Andayani menjelaskan, penyebabnya kabut asap di Palembang paling utama karena sumber asap semakin banyak.