*Mengenal Sosok Kasat Reserse Narkoba Polrestabes Palembang AKBP Mario Ivanry SE MSi
Secara nasional, Provinsi Sumatera Selatan menempati peringkat kedua penyalahgunaan narkoba. Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, peredaran narkoba di Kota Palembang juga tinggi. Tentu ini menjadi tidak mudah bagi siapa pun yang menjabat Kasat Reserse Narkoba Polrestabes Palembang. Tanya (T): Bagaimana Anda melihat peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba saat ini? Jawab (J): Permasalahan narkoba, bukan hanya di Indonesia. Tapi hampir semua negara di dunia. Memang me- rupakan sesuatu masalah kompleks, dampaknya tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penya- lahgunanya. Tapi juga masa depan bangsa dan negara, sebab sudah merambah dari perkotaan hingga pedesaan. T: Terus menyikapi Sumsel peringkat 2 nasional dan Palembang peringkat ke-2 di Sumsel dalam hal penyalahgunaan narkoba? J: Transaksi dan peredaran narkoba oleh pelaku kejahatan terorganisir (organized crime), terus meningkat. Sehingga diperlukan berbagai macam upaya untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Angka itu terlihat tinggi, karena seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba. Kalau aparat penegak hukum tidak berbuat, angkanya tentu tidak akan tinggi. Jadi kami terus saja berbuat, memberantas narkoba. Jangan dibiarkan merusak generasi bangsa. T: Apa kebijakan Anda terhadap anggota di Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Palembang? J: Sebagai atasannya langsung, tentu saya menginginkan hasil kinerja yang terbaik. Anggota harus terjun ke lapangan, menyelidiki peredaran narkoba yang semakin beragam polanya, dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Karena itu, saya minta anggota kreatif untuk mengungkapnya. Tidak perlu terlalu banyak-banyak anggotanya. Kalau cuma panjangkan barisan saja, saya evaluasi dan ’bersihkan’. Itu kalau anggota itu yang cuma bisa ikut gerebek sana gerebek sini, tapi lidik tidak mampu. T: Bagaimana bila anggota yang diterjunkan justru malah terjerumus penyalahgunaan narkoba? J: Itu bisa saja terjadi. Namun saya terus berusaha membentengi anggota, ja- ngan sampai malah terjerumus. Tentu pengawasan yang ketat dan mengajak anggota lebih mendekati diri kepada Allah Swt. Dengan cara mengajak anggota setiap minggu khususnya hari Rabu, untuk berdoa bersama dan membacakan surah Yasin. Bagi yang beragama lain, melakukan ibadah sesuai kepercayaannya masing-maasing. Informasi bisa dari mana saja, jadi ang- gota jangan main-main dengan narkoba. Pimpinan sudah tegas, bagi anggota yang terlibat narkoba sanksi terberatnya PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat). T: Memerangi narkoba tidak cukup hanya dengan penindakan hukum, menurut Anda? J: Memang kami Polri, tidak hanya melakukan penang- kapan saja atau bekerja dari hilir. Namun kami sekarang juga mulai bekerja dari hulu. Yaitu mengajak semua lapisan dan membuka wawasan bagi orang tua maupun keluarganya, untuk jangan takut melaporkan keluarganya yang pecandu narkoba sehingga bisa kita lakukan penyembuhan melalui rehabilitasi. Serta kami juga ada sosialisasi, edukasi mengenai jenis-jenis narkoba dan bahaya akan dampaknya. Kemudian pembinaan ke kampung-kampung tangguh anti-narkoba yang ada di Kota Palembang. T: Anda sudah banyak dapat penghargaan dari hasil ungkap kasus narkoba di Palembang? J: Penghargaan yang didapat, pada dasarnya bukan hasil kerja saya sendiri. Tapi kekompakan bersama anggota, arahan dari pimpinan, serta informasi dari masyarakat. Tidak lupa doa restu dan dukungan dari keluarga, orang tua. T: Anda berlatar belakang Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi, kok bisa jadi anggota Polri? J: Lulus dari SMAN 14 Palembang tahun 1995, saya kuliah di Jurusan Akuntansi FE Universitas Muhammadiyah Palembang. Lulus kuliah, saya ikut rekrutmen Perwira Polri Sumber Sarjana (PPSS) Tahun 2002. T: Pertama-tama penugasan ke mana saja, sebelum kembali ke Sumsel? J: Saya pertama kali tugas sebagai pama Polda Sulawesi Tenggara (Sultra). Lalu ke jajaran polres di Polda Sultra. Pernah menduduki beberapa jabatan seperti Kasat Intelkam, Kabag Ops, dan Wakapolres. Setelah 14 tahun di perantauan, saya pulang kampung ke Palembang. Pindah tugas sebagai pamen Polda Sumsel tahun 2016, sampai sekarang. T: Apa yang akan Anda lakukan ke depan? J: Saya hanya menjalankan tugas sebaik mungkin terhadap jabatan apa saja yang diamanahkan kepada saya. Cuma itu. Selebihnya, saya juga masih terus belajar. Sekarang, masih mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN Tingkat II). (air)
Kategori :