PALEMBANG - Hujan yang terjadi di beberapa titik wilayah Sumsel membuat titik panas (hotspot) di wilayah rawan karhutla agak berkurang.
"Di beberapa wilayah, hotspot berkurang. Selama dua hari, hanya terpantau satu atau dua hotspot saja melalui citra satelit, tapi kita belum tahu dari patroli udara," kata Ansori, Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, kemarin.
Walau begitu, kata dia, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini di seluruh wilayah Sumsel.
“Apalagi jumlah hotspot Sumsel sebelumnya sudah tinggi. Data yang kami terima hotspot periode Januari-Mei terpantau 670 titik.
Rinciannya pada Januari 54 titik, Februari 43 titik, Maret 91 titik, April 227 titik, dan Mei 262 titik,” tuturnya. Sementara hingga kini bertambah menjadi 716 titik.
Hotspot terbanyak terpantau di Kabupaten Musi Rawas 127 titik, disusul Muratara 126 titik, dan Muba 115 titik. Lalu di Muara Enim 57 titik, OKI 39 titik, Empat Lawang 27 titik, Banyuasin 41 titik, Lahat 45 titik, OKU 28 Titik, PALI 49 Titik, OI 17 titik, OKU Selatan 17 Titik, Prabumulih 9 titik, OKU Timur 10 titik, Pagaralam 2 titik, Lubuklinggau 1 titik, dan Palembang nihil.
Dalam mengantisipasi bencana karhutla 2023, pihaknya berkoordinasi dengan BNPB mengadakan helikopter water bombing, patrol, dan rekayasa cuaca (TMC).
"Untuk water bombing sudah kita laksanakan. Ada 4 unit bantuan dan helinya sudah datang, namun TMC masih menunggu dari pusat. Surat permohonan sudah kita sampaikan," katanya.
Berdasarkan hasil patroli wilayah yang terpantau, sudah terjadi kebakaran di Muara Enim, PALI, dan Musi Rawas.
"Tapi berapa luasan lahan terbakar belum ada datanya, nanti dikeluarkan KLHK," ujarnya.
Kepala Manggala Agni XVII Daops OKI, Edi Satriwan, mengatakan, saat ini kondisi di lapangan masih tergolong aman, apalagi dua hari terakhir turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, jadi belum terpantau hotspot.
Kondisi lahan gambut juga masih terendam air, mudah-mudahan beberapa hari ke depan terus turun hujan sehingga tidak terjadi karhutla di OKI.
Kabid Logistik dan Penanggulangan Bencana BPBD OKI, Fahrul, mengaku saat ini hotspot clear atau tidak terpantau di OKI.
Untuk luasan lahan yang sudah terbakar, lanjutnya, pihaknya belum mendapat konfirmasi akurat.
Selain OKI, salah satu daerah yang cukup sering terjadi karhutla juga di Ogan Ilir.
Seperti dua hari lalu, terjadi kebakaran lahan di wilayah Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan Barat. Daerah itu langganan karhutla, dari tahun ke tahun. asap karhutla yang pekat kerap mengganggu pengendara Jalintim Palembang-Indralaya.
Mau tak mau tim gabungan dari Satgas BPBD, TRC, TNI dan Polri turun tangan. Apalagi lokasinya sulit dijangkau.
“Luas yang terbakar kemarin sekitar 2 hektare,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat. Untungnya hanya semak belukar. (nsw/uni/dik)