Identitas Tamu Bos Sawit Masih Misterius

Jumat 26 May 2023 - 21:46 WIB
Reporter : Muhajir Sumeks
Editor : Muhajir Sumeks

BANYUASIN – Kasus perampokan dan pembunuhan terhadap Karim (50), tauke sawit di Pulau Rimau masih berbalut misteri. Polisi belum berhasil mendeteksi dugaan pelakunya. Bahkan, tamu yang diduga datang ke rumah korban pada Rabu malam pun belum diketahui identitasnya. Penyidik Polres Banyuasin memeriksa empat saksi. Mereka kerabat korban.

“Sejauh ini dari hasil pemeriksaan, kita belum mendapat petunjuk siapa pelakunya,” kata Kapolres Banyuasin AKBP Imam Syafii SIK melalui Kasat Reskrim AKP Hary Dinar, kemarin (26/5).
Soal adanya informasi kalau korban dan istrinya sering cekcok hingga akhirnya memutuskan untuk pisah ranjang akan didalami lagi oleh penyidik. Sementara, identitas orang yang mampir ke rumah korban pada malam sebelum kejadian masih gelap. Salah satu kesulitan petugas, tidak ada saksi yang melihat persis siapa tamu yang datang atau pelakunya. Rumah korban dengan rumah tetangganya berjarak sekitar 100 meter. Dipisahkan pepohonan yang cukup tinggi. BACA JUGA : Mbah Kerto Berhaji dari Hasil Bertani
Karena itu, belum terungkap pasti motif perampokan dan pembunuhan itu. “Saat ini yang terdata hilang hanya mobil dan handphone korban,” bebernya.
Untuk uang gaji KUD, bukan korban yang menyimpan, tapi Sekretaris KUD. Dalam pemeriksaan terhadap istri korban, Suprihatin (45) terungkap kalau sejak Februari 2023, antara korban dan istrinya sudah pisah ranjang. Suprihatin tak lagi tinggal bersama sang suami di Dusun 2 RT.06 Desa Senda Mukti Kecamatan Pulau Rimau Banyuasin. Dia sudah pindah ke Palembang. Bersama anaknya. Informasinya, pisah ranjang itu disebabkan karena mereka acapkali cekcok. Saat ini, Suprihatin dan almarhum suaminya itu sedang jalani proses cerai. Tidak pernah saling hubungi lagi.
Kondisi rumah tangga korban dan istrinya ini dibenarkan Kapolsek Pulau Rimau AKP Safarudin. Jenazah korban kemarin sudah dikebumikan pada tempat pemakaman umum (TPU) setempat. “ Sudah dimakamkan Kamis malam,” jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, almarhum Karim, warga RT 06 Dusun 02 Desa Senda Mukti Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin terbunuh dalam kamar rumahnya. Diketahui rekannya, Haneko alias Eko, Kamis (16/5) sekitar pukul 10.30 WIB. Kedua tangan korban terikat. Sedangkan mulutnya disumpal kaus berlumuran darah. Pelaku diduga menghabisinya pakai potongan besi. Dalam olah TKP, petugas menemukan dua cangkir kopi. Sehingga muncul dugaan kuat kalau pada Rabu malam itu korban sempat menerima tamu. Entah siapa. Bahkan, ada tetangganya yang mendengar suara alarm mobil Innova milik korban yang berbunyi Kamis (25/5) sekitar pukul 03.00 WIB. Kemudian, dari bercak darah yang berceceran di dalam rumah, kuat dugaan korban diikat dan disiksa. Kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap Karim mirip dua kejadian sebelumnya. Pada 2022 dan 2018 juga pernah terjadi perampokan disertai pembunuhan. Pada 12 Oktober 2022 lalu, korbannya pengusaha walet sekaligus Kadus III, Desa Nenggal Sari, Sunardi (55) dan istrinya, Sri Narti (49). Pelakunya lima orang. Satu ditembak mati karena melawan polisi dalam upaya penangkapan. Perampokan disertai pembunuhan pasangan suami istri ini terjadi tak lama setelah korban panen dan menjual liur walet. Para pelaku mengikat korban pakai tali dari karet ban dan membunuh keduanya.
Tags :
Kategori :

Terkait