*Minim Dampak Iklim, Semangat GSMP
*Impor Kebijakan Pusat, Buffer Stock
SUMSEL - Cuaca ekstrem mengancam ketahanan pangan.
Penelitian terbaru para peneliti Peking University menunjukkan, tanaman padi termasuk yang paling terdampak perubahan iklim.
Proyeksi penurunan produksi mencapai 8,1 persen pada tahun 2100.
Sebagai salah satu provinsi lumbung pangan nasional, Sumatera Selatan (Sumsel) tetap harus mengantisipasi ini.
Dengan sarana prasarana memadai, metode tanam, bibit unggul serta irigasi yang baik, dampak cuaca ekstrem itu dapat diminimalisir.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, R Bambang Pramono mengatakan, produksi beras tahun lalu (2022) mencapai 1,7 juta ton.
“Tahun ini terus ditingkatkan menjadi 1,8 juta ton. Surplus kita sekitar 1 juta ton,” bebernya, kemarin.
Jumlah surplus itu sangat banyak. Lebih untuk konsumsi masyarakat Sumsel satu tahun. Peningkatan produksi ini dicapai karena meningkatkan luas panen padi di Sumsel. Kemudian, penggunaan padi unggul dengan hasil lebih banyak per hektarenya.
Untuk menjaga ketahanan pangan di Sumsel, perlu adanya peraturan gubernur, bupati maupun wali kota yang mengatur alur distribusi beras keluar daerah.