PALEMBANG - Sebagai bentuk sekaligus simbol penyucian diri menyambut Hari Trisuci Waisak pada 4 Juni mendatang, ratusan umat Buddha yang tergabung dalam Keluarga Budhayana Indonesia (KBI) Sumsel menggelar ritual Yi Fo atau mencurahkan air pada patung atau rupang bayi Buddha yang dilaksanakan di Pusdiklat Budhayana Sriwijaya (PBS) Palembang, Jumat (19/5) malam.
Ritual berlangsung pukul 19.00 WIB, dimulai Bhiksu atau Bhante Sangha Agung Indonesia (Sagin). Diiringi lantunan doa, pembacaan sutera dan varita. Setelah para Bhante melaksanakannya, pengurus Yayasan Teratai Budhayana dan umat yang hadir melanjutkannya. Adapun ritual Yi Fo ini sendiri menjadi simbol mensucikan diri jelang perayaan Trisuci Waisak.“Pencurahan air suci dan wangi pada rupang Buddha sebagai tanda atau simbol penyucian diri dari semua umat, terutama dari karma kotor serta perbuatan tidak baik lainnya selama satu tahun terakhir. Sehingga umat nantinya siap merayakan Waisak secara lahir dan batin,” ujar Pembina Yayasan Teratai Budhayana, Sukartek di sela acara.Tak hanya itu, lanjut Sukartek didampingi Ketua Panitia, Djoni bahwasanya kegiatan ini merupakan tradisi yang dilakukan umat beberapa hari terakhir menyambut perayaan Waisak. Supaya umat kembali bersih dan semua karma negatif hilang dan dibersihkan.
“Makanya sebelumnya ritual Yi Fo, umat terlebih dahulu dilibatkan membaca doa, varita dan sutera. Untuk memastikan kita semua mensucikan diri. Namun begitu bukan berarti dengan melaksanakan Yi Fo kita bisa berbuat melebihi aturan. Kita tetap harus lebih mawas diri dan meneladani ajaran Buddha pada kehidupan sehari-hari,” bebernya.Ketua PBS Palembang, Sujarwoto menambahkan pencurahan air wangi dan suci menjadi simbol bagi diri setiap umat. Dimana dalam diri umat memiliki benih dan bibit sang Buddha sehingga harus terus disiram agar tetap tumbuh dan berkembang. Kemudian bersih dari semua perbuatan negatif yang ada di dalam diri. Dirinya menyarankan kepada setiap umat yang akan melakukan Yi Fo, niatkan diri bahwa semua ini dilakukan untuk mensucikan diri sendiri via rupang Buddha. “Sebenarnya dalam diri kita memiliki cikal bakal sang Budha. Oleh karena itu harus selalu kita bersihkan dan disucikan. Sehingga cahaya sang Buddha yang ada dalam diri kita terus bersinar,” tukasnya. (afi/fad)
Kategori :