PALEMBANG – Beberapa pekerjaan rumah (PR) tersisa diungkap Gubernur Sumsel H Herman Deru. Tepatnya pada paripurna istimewa memperingati HUT ke-77 Provinsi Sumsel, kemarin (15/5). Pertama soal upaya menurunkan kemiskinan. Target yang dicanangkan, 1 digit.
“Sumsel butuh kerja lebih keras lagi untuk dapat menurunkan angka kemiskinan hingga di angka 1 digit. Ini PR kita,” kata dia.Lalu soal keinginan Sumsel menjadi juara 1 penghasil pangan nasional. “Nyatanya baru masuk peringkat 5. Untuk naik ke peringkat 3 perlu kerja keras lagi,” beber Deru didampingi Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya. Terkait pengembangan Tanjung Carat, dia menyatakan saat ini masih on progress. “Tapi kita belum ada administrasi konkrit, dengan masalah Amdal juga,” ucapnya. Pengembangan kawasan ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Harus melibatkan semua komponen. BACA JUGA: Sularno: Mohon Doa Kata Deru, ini tahun kelima atau tahun terakhir RPJMD Provinsi Sumsel 2018-2023 dengan visi Sumsel Maju Untuk Semua. Juga tahap ke-4 dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025.
Pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2022 berhasil bangkit, sebesar 5,23 persen. Tertinggi se-Sumatera. PDRB per kapita Rp68,34 juta.Tingkat kemiskinan turun menjadi 11,9 persen, laju penurunan tertinggi secara nasional. “Ini tingkat kemiskinan terendah dalam dua dekade terakhir di Sumsel,” bebernya.Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 4,63 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 70,90. Gini Rasio yang mencerminkan nilai ketimpangan pendapatan masyarakat turun menjadi 0,330. Telah dilakukan pembangunan jalan sepanjang 1.362,6 kilometer dan 83 jembatan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus yang dikucurkan Pemprov ke 17 kabupaten/kota senilai Rp4 triliun periode 2019-2022. Sumsel dapat reward berhasil menekan laju inflasi dari Kementerian Keuangan berupa dana insentif daerah Rp10,32 miliar. Keberhasilan ini juga merupakan buah dari program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) Hasil lainnya GSMP, prevalensi stunting Sumsel turun dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen.
Kategori :