Konektivitas digital sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat, baik di bidang sosial, pendidikan, ekonomi. Sehingga pembangunan infrastruktur telekomunikasi sampai pelosok negeri sangat penting, karena berperan menggerakan aktivitas tanpa batas, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong laju perekonomian daerah. Tapi penyediaan jaringan telekomunikasi sering jadi persoalan, investasi yang besar, sementara anggaran Pemda terbatas.
“Padahal digitalisasi strategi percepatan pembangunan daerah,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Muba, Herryandi Sinulingga, kemarin (6/5).Kendati begitu, pihaknya tetap mengupayakan digitalisasi sampai pelosok desa melalui program Smart Regency (Smart City). Di program ini, pihaknya coba mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan teknologi Internet of Things (IoT) sampai pedalaman. Sehingga masyarakat menjadi cerdas secara ekonomi, sosial, lingkungan. “Teknologi pula meningkatkan kesejahteraan mereka,” terangnya lagi. Supaya program berjalan berkelanjutan tanpa khawatir anggaran daerah terbatas, pihaknya menjalin kerjasama dengan PT Telkom Indonesia mewujudkan Smart Regency Muba. Ini pertama di Sumsel. “Sudah berjalan sejak akhir 2022. Kini pembangunan infrastruktur TIK dan pengembangan jaringan koneksi internet di seluruh kecamatan,” imbuhnya. Jika membangun infrastruktur sendiri butuh biaya Rp100 miliar, sangat berat bagi Pemda. Maka pihaknya mengapresiasi PT Telkom mau bekerjasama dan menanggung biaya investasi menghubungkan 13 kecamatan dengan kabel internet fiber optik, plus pemasangan internet satelit Vsat di Kecamatan Keluang dan Vsat Star (Starlink) di Lalan.
“Jika semua sudah terhubung, maka digitalisasi sampai pelosok desa dan area blankspot tuntas. Tinggal masyarakat desa nyambung layanannya seperti IndiHome,” sebut Herry. Masyarakat bisa mengakses internet, menelpon, menonton video, hingga berkonten ria. Tak kalah penting mempermudah berjalannya sistem pemerintah berbasis elektronik dan menghidupkan UMKM desa.“Kita siapkan jaringan internetnya sehingga memudahkan UMKM yang mau upload konten atau publikasi, memanfaatkan teknologi untuk promosi produk. Masyarakat jadi melek teknologi dan meningkatkan ekonominya,” bebernya. Saat ini, kata Herry, sudah ada beberapa kecamatan ready sambungan internet fiber optik Telkom. Seperti Kota Sekayu sejak lama, Sungai Lilin, Lais, Lawang Wetan, kecamatan lainnya on progres. “Di Palembang saja belum semua terjangkau internet fiber optik, tapi target kita tahun ini tuntas dan seluruh kecamatan tersedia,” lanjutnya. General Manager PT Telkom Witel Sumsel, Setyawan Nugroho, mengatakan, pengembangan infrastruktur dan layanan ke berbagai daerah, salah satu bentuk investasi perusahaan. “Sebagai badan usaha kita juga dituntut return-nya. Kebetulan dengan Muba kita sudah sepakat, kita bangun jaringan internet, nanti teman-teman di Muba memanfaatkannya,” terangnya. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi, lanjutnya, juga memberi kebermanfaatan bagi masyarakat. “Selama ini jaringan fiber optik kita juga sudah ada yang existing seperti di Sekayu. Banyak pelanggan IndiHome kita di sana. Setelah kerjasama, kabel fiber optik (FO) kita bangun ke seluruh kecamatan. Targetnya tahun ini selesai,” paparnya. Account Telkom Palembang, Dwi Putra Agustari, menambahkan 5 dari 13 kecamatan sudah tuntas terpasang kabel fiber optik, seperti Sekayu, Lais, Lawang Wetan, Sungai Keruh, sementara Jirak Jaya baru selesai sebelum Lebaran kemarin. “Jadi warga desa, terutama yang berada di daerah blankspot sinyal atau belum tercover jaringan telekomunikasi bisa langsung memanfaatkan internet kami. Kemarin ada yang sempat rebut-rebutan pemasangan IndiHome ke rumah-rumah warga,” terangnya. Masyarakat desa benar-benar antusias mendapat layanan IndiHome.
“Titik utama kabel FO memang sampai kecamatan. Nanti kalau ada warga yang pasang IndiHome kita tarik kabelnya. Ada namanya Optical Distribution Point (ODP) untuk tarik kabel sampai ke rumah warga di desa-desa. Jadi internet fiber optik ini bukan hanya dapat dinikmati Kecamatan, puskesmas, sekolah, Kantor Desa, tapi juga rumah tangga,” imbuhnya. Setelah IndiHome masuk, tuntas blankspot sinyal. “Tidak seperti di kota, di daerah ini banyak area blankspot, sehingga kita perlu waktu bangun jaringan. Entah itu pemasangan kabel di udara, ditanam, atau lainnya,” tuturnya.Bagi yang ingin memasang IndiHome, masyarakat tinggal mendaftar di Kantor Pelayanan. “Kebetulan setiap daerah ada sales IndiHome, seperti untuk coverage Jirak Jaya, sales kita ada di Perbatasan PALI. Tarif paket berlangganan dan biaya instalasi sama saja, tidak ada perbedaan dengan pelanggan yang berada di kota. Tinggal pilihan layanannya yang sesuai dengan kebutuhan konsumen,” pungkas Dwi. Vice President Marketing Management Telkom Indonesia, E Kurniawan menjelaskan internet sudah jadi kebutuhan pokok masyarakat dan tren penggunaannya terus meningkat. Hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia periode 2022-2023 sudah mencapai 215,63 juta orang. “Seiring itu, permintaan layanan IndiHome juga bertambah. Target kita menjadi 10,2 juta pelanggan tahun 2023. Untuk itu kami berupaya meningkatkan kecepatan internet nasional dan meraih 100 persen penetrasi internet di Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan resmi. Di 2023, IndiHome akan berfokus pada pengembangan jaringan di kawasan Timur Indonesia, Sumatera, Jawa Barat, dan Kalimantan. Dengan jangkauan yang makin masif, IndiHome mengedepankan #youarefirst dalam memenuhi kepuasan pelanggan di setiap ekspansi bisnisnya. “IndiHome telah berkembang pesat mulai dari digital connectivity, digital platform, hingga digital entertainment. Layanan dan produk IndiHome juga bakal kian masif seiring perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan masyarakat,” jelasnya. (fad)
Kategori :