https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sejarah Nama Sungai Musi: Dari Mu Ci Hingga Jantung Perekonomian Palembang

Sungai Musi bukan sekadar sungai, tapi juga saksi sejarah, budaya, dan penggerak ekonomi Palembang. Foto: lingkaran--

SUMATERAEKSPRES.ID- Sungai Musi yang mengalir di Kota Palembang dan beberapa kabupaten/kota di Sumsel, memiliki banyak arti dan fungsi.

Selain untuk kebutuhan MCK dan jalur transortasi, juga menjadi sumber penghidupan masyarakat terutama mereka yang tinggal di tepian Sungai Musi. 

Namun tahukah kamu asal muasal nama sungai yang membelah Kota Palembang menjadi dua yakni sebelah hilir dan hulu.  Berikut ini ulasan singkat Sumatera Ekspres.id dikutip dari berbagai sumber :

Nama Sungai Musi memiliki beberapa versi asal usul. Salah satu versi menyebutkan bahwa nama ini berasal dari kata “Mu Ci” dalam bahasa Cina kuno, yang berarti ayam betina.

Nama ini diambil dari seorang dewi yang dipercaya bisa oleh masyarakat sekitar memberikan keberuntungan. Seiring waktu, penyebutan “Mu Ci” berubah menjadi "Musi".

BACA JUGA:Plaju, Ikon Bersejarah di Palembang: Jejak BPM, Rumah Kolonial, dan Pesona Sungai Musi

BACA JUGA:Jejak Sejarah dan Kuliner Kampung Pempek Tanggo Rajo, Ikon Khas Kecamatan Seberang Ulu 1

Versi lain menyebutkan bahwa nama Sungai Musi berasal dari catatan seorang biksu Tiongkok bernama I-Tsing, yang menuliskan nama Sriwijaya dengan sebutan “Sili Fosi”. Kata “Fosi” ini kemudian dianggap sebagai asal mula nama Sungai Musi.

Sungai Musi sendiri adalah sungai terpanjang kedua di Pulau Sumatera, dengan panjang sekitar 750 kilometer, dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian.

Hulu Sungai Musi berada di Pegunungan Bukit Barisan, tepatnya di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Dari sana, sungai ini mengalir sepanjang sekitar 750 kilometer dan bermuara di Selat Bangka, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Kondisi Sungai Musi saat ini cukup memprihatinkan. Beberapa masalah utama yang dihadapi sungai ini antara lain:

- Pencemaran: Sungai Musi mengalami pencemaran yang cukup parah akibat aktivitas alih fungsi lahan di hulu, tambang tanpa izin, perkebunan sawit, serta limbah industri dan sampah plastik.

- Pendangkalan: Sedimentasi dari limbah sampah dan penggerusan tanah menyebabkan sungai ini semakin dangkal, sehingga menyulitkan kapal bertonase besar untuk melintas.

BACA JUGA:Sejarah Pempek Kapal Selam Filosofi Proses Pembuatan yang Unik

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan