Sejarah Nama Sungai Musi: Dari Mu Ci Hingga Jantung Perekonomian Palembang
Sungai Musi bukan sekadar sungai, tapi juga saksi sejarah, budaya, dan penggerak ekonomi Palembang. Foto: lingkaran--
BACA JUGA:Hj Sumarni Cetak Sejarah, Bakal Jadi Perempuan Pertama Memimpin Kabupaten Muara Enim
- Penurunan Kualitas Air: Akibat pencemaran dan sedimentasi, kualitas air Sungai Musi menurun, yang berdampak pada ekosistem sungai dan kesehatan masyarakat sekitar.
Upaya pelestarian dan pengelolaan yang lebih baik sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah ini dan menjaga keberlanjutan Sungai Musi.
Ada beberapa proyek rehabilitasi dan pembersihan yang sedang dilakukan untuk Sungai Musi. Berikut beberapa di antaranya:
- Rehabilitasi Hulu Sungai: Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Musi fokus pada rehabilitasi daerah hulu sungai dengan melakukan penanaman pohon di wilayah Sumatera Selatan, seperti di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Pagaralam, Lahat, dan Muara Enim. Tahun ini, mereka menargetkan rehabilitasi 3.000 hektare lahan dan membagikan 100.000 bibit pohon kepada masyarakat.
- Normalisasi dan Rehabilitasi Sungai: Pemerintah Kota Palembang juga aktif dalam program normalisasi dan rehabilitasi Sungai Musi. Mereka bekerja sama dengan Komunitas Peduli Sungai dan Peduli Banjir (KPSPB) untuk membersihkan sungai dari sampah dan melakukan gotong-royong bersama masyarakat setiap akhir pekan.
- Pengelolaan Lahan Basah: Upaya lain termasuk reboisasi, mengembalikan fungsi lebung dan rawang, serta mengembangkan pertanian pangan dari tanaman endemik. Masyarakat sekitar juga didorong untuk menggunakan energi bersih dan mengurangi sampah plastik.
Proyek-proyek ini sendiri bertujuan untuk mengurangi dampak pencemaran, sedimentasi, dan penurunan kualitas air di Sungai Musi, serta menjaga keberlanjutan ekosistem sungai.
Salah satu festival yang terkenal di tepi Sungai Musi adalah Festival Jazz Internasional Suara Musi. Festival ini diadakan di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, dengan latar belakang Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang ikonik.
Festival ini menampilkan musisi jazz dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, dan juga talenta lokal Palembang. Beberapa musisi terkenal yang tampil di festival ini antara lain Fariz RM, Imaniar, Marion Jola, dan World Jazz Society.
Acara ini tidak hanya menyajikan musik jazz, tetapi juga bertujuan untuk mengangkat budaya dan seni Palembang ke pentas internasional. Festival ini diadakan setiap tahun dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Palembang.
BACA JUGA:Lawang Borotan Tinggal Finishing, Monumen Saksi Sejarah Perjuangan SMB II
BACA JUGA:Palembang Kota Tertua di Indonesia dengan Sejarah yang Kaya
Lomba bidar adalah salah satu tradisi tahunan yang sangat dinantikan di Sungai Musi, Palembang. Lomba ini biasanya diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus dan Hari Jadi Kota Palembang pada tanggal 17 Juni.
Lomba bidar melibatkan perahu panjang dan ramping yang didayung oleh tim pendayung. Ada beberapa jenis perahu bidar, termasuk bidar mini, bidar pecalangan, dan bidar besar, yang masing-masing memiliki jumlah pendayung yang berbeda. Tradisi ini diperkirakan dimulai pada tahun 1898 untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina dari Belanda.