Karhutla Masih Terjadi Meski Turun Hujan, Waspada Bencana Lain
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), masih terjadi meski sudah mulai diguyur hutan. Pada Minggu (29/9), upaya pemadaman karhutla masih dilakukan di Kabupaten Ogan Ilir (OI), dan Muara Enim.
Di Kabupaten OI, karhutla terjadi di Desa Lorok (Pulau Kabal), Kecamatan Indralaya Utara. Sedangkan di Kabupaten Muara Enim, terjadi di Desa Putak, Kecamatan Gelumbang. Pemadaman dilakukan satgas darat, hingga satgas udara oleh helikopter water bombing.
“Sudah dilakukan pemadaman (Minggu, 29/9), tinggal menyisakan asap. Pemadaman dilanjutkan lagi hari ini (Senin, 30/9),” kata Sudirman SKM MSi, Kabid Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumsel, Senin, 30 September 2024.
Di Desa Putak, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, heli Kamov RA-31109 melakukan 27 kali bombing, heli Kamov RA-31024/KA332-C melakukan 42 kali bombing, dan heli RDPL-34230/MI-8MTV melakukan 26 kali bombing.
Sedangkan di wilayah Desa Lorok (Pulau Kabal) Kecamatan Indralaya, Kabupaten OI, heli Puma N815 AR/SA 330 J melakukan 11 kali bombing, dan heli UR VBE MI-8 MSB-T melakukan 11 kali bombing. “Jarak Desa Putak dan Pulau Kabal, tidak berjauhan,” katanya.
Kebakaran tersebut terjadi di jenis lahan mineral. Dengan vegetasi semak, belukar, hutan gelam, serta dan kebun sawit. Selain pemadaman udara, pemadaman darat juga dilakukan BPBD Sumsel, BPBD setempat, Manggala Agni, TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Peralatan yang digunakan satgas darat, seperti mobil tangki, motor trail, mesin Shibaura, dan jet shooter. “Luasan lahan yang terbakar di Desa Pulau Kabal, sekitar 4 hektare. Sudah berhasil dipadamkan sekitar 0,5 hektare. Api sudah padam, tinggal menyisakan asap,” aku Sudirman.
Upaya pemadaman yang dilakukan, baik di Muara Enim maupun Ogan Ilir, terbantu oleh turunnya hujan. “Karena memang masih ada sebagian kabupaten yang terjadi kebakaran, sejauh ini kami masih fokus penanganan karhutla,” ucapnya.
Terkait intensitas yang mulai sering di sejumlah daerah, sambung Sudirman, pihaknya mengimbau BPBD di 17 kabupaten/kota di Sumsel, untuk bersiap-siap. “Segera mungkin mengimbau kepada masyarakat untuk membersihkan saluran air seputaran lingkungan tempat mereka tinggal masing-masing,” ujarnya.
Sebab jika tidak dibersihkan dan terjadi sumbatan saluran air, akan terjadi genangan air. “Paling utama itu sebenarnya informasi dari BMKG. Masyarakat harus tanggap atau update terhadap informasi dari BMKG,” papar Sudirman.
Dengan adanya pemberitahuan dan peringatan BMKG serta pemerintah daerah, masyarakat sudah tahu dan dapat memitigasi awal. “Jangan sampai sosialisasi belum, tiba-tiba hujan turun dan banjir. Nanti kelabakan, tidak tahu apa yang dilakukan dan disiapkan,” pesannya.
Penanggulangan yang nomor satu dari BPBD, disebutnya adalah jangan sampai ada korban jiwa. “Jadi banjir hujan, dampak korban jiwa harus kita hindari. Jangan sampai terjadi. Kalau sudah terjadi, banyak kerugian dampaknya, selain material dan moril,” pungkasnya.