https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Serangan WBC Bikin Gabah tak Berisi

ANTISIPASI: Petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian - pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP- POPT) Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir melakukan gerakan pengendalian gejala WBC. FOTO: ANDIKA/SUMEKS--

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang masih cukup tinggi mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Akhir-akhir ini hama Wereng Batang Coklat (WBC) menjadi penyebab utama kerusakan tanaman padi di beberapa area persawahan. 

Hal ini karena perubahan cuaca yang ekstrim, membuat tingkat kelembaban menjadi tinggi. Sehingga berdampak pada perkembangan WBC. 

BACA JUGA:Ini Dia 10 Musiuh Alami Hama Wereng, Petani Wajib Tahu

BACA JUGA:Basmi Hama Wereng Batang Padi

Mengantisipasi hal ini, petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian - pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP- POPT) kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Wiji Lestari,  SP melakukan gerakan pengendalian. 

‘’Gejala serangan WBC dapat kita lihat pada perubahan warna tanaman yang mengakibatkan gagal untuk tumbuh dan berkembang dan akhirnya malai tanaman tidak berisi/hampa," ungkap Wiji. 

Serangan hama tersebut dapat membuat petani merugi karena mengakibatkan gabah tidak berisi.  "Gerakan pengendalian kali ini kami lakukan di Desa Sungai Pinang Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir.

Telah dilaksanakan gerakan pengendalian OPT WBC pada pertanaman padi. Luas pengendalian 1 hektar dengan umur tanaman 1-28 hari setelah tanam. Varietas yang ditanam adalah lokal," jelasnya. 

Bahan pengendali yang digunakan adalah Bio-Insektisida berbahan aktif Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana bantuan dari BPT Unit I Palembang. Bioinsektisida ini bertujuan untuk mengurangi pemakaian pestisida kimia yang dapat digunakan tanpa efek samping. 

Insektisida biologi (Bioinsektisida) berasal dari mikroba yang digunakan sebagai insektisida.  "Setelah melakukan monitoring, kami merekomendasikan agar petani melakukan langkah lanjutan. Mulai dari Evaluasi hasil gerakan pengendalian setelah 5-7 hari setelah pelaksanaan," ucapnya. 

BACA JUGA:Produksi Padi Naik Dua Kali Lipat

BACA JUGA:Bantu Bibit Gratis untuk Petani, Padi dan Jagung Masing-Masing Dijatah 2 Juta Hektare

Perlu juga secara berkala melakukan pembersihan atau sanitasi lahan. Membersihkan gulma pengganggu yang dapat menjadi sarang hama berkembang. 

"Lakukan juga pemupukan bsrimbang untuk memberikan nutrisi dan memulihkan tanaman yang telah terserang gangguan hama," terangnya. Kemudian, tetap lakukan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT. (dik)

Tag
Share