Di Depan Jokowi, Ketum PGRI Ungkapkan 4 Hal Demi Kesejahteraan Guru, Salah Satunya Soal Tunjangan, Simak

Di Depan Jokowi, Ketum PGRI Ungkapkan 4 Hal Demi Kesejahteraan Guru, Salah Satunya Soal Tunjangan, Simak-Foto: Kemenag-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Kongres ke-23 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah sukses digelar dengan tema "Transformasi PGRI Menuju Indonesia Emas".

Acara yang berlangsung di Hotel Sahid Jakarta pada Sabtu, 2 Maret 2024, menjadi ajang penting bagi ribuan guru di seluruh Indonesia untuk mengeksplorasi tantangan dan peluang dalam menghadapi masa depan pendidikan negara.

Dalam pidatonya, Ketua Umum (Ketum) PGRI, Unifah Rosyidi, menyoroti empat harapan krusial yang dihadapi oleh komunitas guru Indonesia.

Pertama-tama, Unifah menekankan perlunya dipertahankannya tujangan profesi bagi guru sebagai faktor penentu kesejahteraan.

BACA JUGA:Jokowi Hadiri Kongres PGRI, Beri Pesan Penting untuk Sekolah, Catat!

BACA JUGA:AHY Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN, Ini Besaran Gaji dan Tunjangannya

Selain itu, proses sertifikasi guru menjadi fokus penting, dengan permintaan agar proses tersebut dijamin tidak berbelit-belit sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Lebih lanjut, Unifah berharap ada pembukaan khusus untuk guru di Lembaga Pengembangan Profesi Kependidikan (LPPK), serta adanya alokasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) khusus bagi para guru.

Upaya ini diharapkan dapat menjaga ketersediaan guru berkualitas, baik di sekolah negeri maupun swasta.

Selain itu, masalah administrasi yang membebani para guru juga disoroti oleh Unifah. Ia menekankan perlunya penyederhanaan administrasi agar guru dapat lebih fokus pada proses pembelajaran dan pengembangan diri.

BACA JUGA:Tak Full! Berikut Daftar Potongan Dana Tunjangan Sertifikasi 2024, Benarkah Langsung Transfer Rekening Guru?

BACA JUGA:Rapel Tunjangan Fungsional Hasil Penyetaraan Hingga 30 Bulan Dipastikan Ratu Dewa Bakal Cair

Tidak hanya itu, Presiden Joko Widodo juga turut hadir dalam kongres tersebut.

Dia menyampaikan keprihatinan terhadap kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah, menegaskan pentingnya sekolah sebagai tempat yang aman bagi siswa untuk belajar dan berkembang tanpa rasa takut.

Presiden Jokowi menyerukan kepada para guru dan tenaga pendidik untuk mengutamakan pencegahan dan melindungi hak-hak siswa.

Jokowi juga menyoroti pentingnya pendidikan dalam memanfaatkan bonus demografi demi kemajuan Indonesia, dengan menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia yang solid dan lingkungan belajar yang kondusif.

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan PGRI, Presiden yakin bahwa kualitas pendidikan dan profesionalisme guru di Indonesia akan terus meningkat, sesuai dengan visi menuju Indonesia Emas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan