LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Pertanian hidroponik memang terlihat mahal. Namun bercocok tanam dengan sistem ini bisa dilakukan pada lahan yang sempit dan tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya.

"Selain itu, hasil sayuran yang ditanam dengan sistem ini. Memiliki kandungan nutrisi yang baik karena organik.

BACA JUGA:Sayur Hidroponik Berhasil, Lanjut Pengemasan Agar Nilai Jual Tinggi

BACA JUGA:Inilah Jenis Media Tanam yang Bisa Digunakan untuk Tanaman Hidroponik

Kalau dijual, harga sayurnya juga bisa tinggi," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan (TPHP) Lahat Ety Listina SP melalui Kabid Sarana Prasana Dian Iskandar.

Dikatakan, agar hasil tanaman bagus memang harus konsisten melakukan pengecekan terhadap tanaman agar bebas dari hama.

‘’Termasuk memantau kandungan nutrisi pada air hidroponik tersebut. Sehingga sayur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik," ungkapnya.

Melakukan penanaman di kantor dinas, lanjutnya, sebagai bentuk dukungan program Sumsel Mandiri Pangan Lahat.  ‘’Jadi warga bisa mencontoh, dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya walau sempit,’’ ujarnya.

Disinggung mahal biaya bila menanam sistem hidroponik, menurutnya sepadan dengan hasilnya. Tak hanya itu, hasil yang dijual juga bisa lebih mahal dengan sayur biasa.

"Apalagi bila dijual ke hotel maupun rumah makan yang menginginkan sayuran organik tentu harga jual bisa tinggi.

Memang untuk membuat rangka dan membeli media tanamnya serta nutrisinya perlu biaya," sampainya.

Salah satu desa yang menerapkan tanaman hydroponik, yakni Desa Lebak Budi Kecamatan Merapi Barat.  Bahkan warga desa berhasil panen perdana sayur hidroponik, Senin (19/2).

Panen ini dihadiri  Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Lahat, Eti Listina, SP, MM diwakili Kabid Prasarana dan Sarana Dian Iskandar, SP, MSi beserta staf Pimpinan BPP Kec Merapi Barat Lisnani, SPKP.

Lalu PPL Desa Lebak Budi, Penyuluh Pendamping kegiatan hidroponik Ir. Dwi Marzuki beserta istri.