Kurangi Plastik, Sedotan Ini Terbuat dari Tepung dan Bisa Langsung Dimakan, Mau Coba?

Kurangi Plastik, Sedotan Ini Terbuat dari Tepung dan Bisa Langsung Dimakan, Mau Coba? -Foto: Nanda/sumateraekspres.id-

SUMATERAEKSPRES.ID - Sedotan merupakan salah satu barang yang tak bisa dipisahkan dari aktivitas minum kita sehari-hari.

Mulai dari kopi pagi hingga minuman bersoda malam hari, sedotan telah menjadi teman setia dalam menikmati minuman.

Namun, ironisnya, penggunaan sedotan plastik telah menjadi penyumbang besar masalah sampah plastik di seluruh dunia.

Bahkan, kehadiran sedotan plastik telah merusak lingkungan, terutama ekosistem laut.

BACA JUGA:Turunkan Alat Sedot Genangan Air, Terjadi di Jalan Penghubung Tiga Desa

BACA JUGA:Sengit dan Sedot Antusiasme

Kasus-kasus terdampaknya biota laut seperti burung, kura-kura, penyu, dan ikan karena menelan atau terjerat sedotan plastik semakin meluas.

Hal ini menjadi perhatian serius bagi sebagian orang, termasuk empat mahasiswa dari Universitas Surabaya (Ubaya).

Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, empat mahasiswa tersebut memutuskan untuk menciptakan solusi alternatif:  sedotan berbahan tepung beras dan tapioka yang bisa dimakan.

Alfian Dwi Wahyudi, Clarence Rex Maximilian H, Natasya Octavia, dan Yemima Destaliza Samantha adalah empat mahasiswa Ubaya yang bersama-sama menciptakan inovasi ini.

BACA JUGA:Per Jam Water Bombing Sedot Rp 60 Juta

BACA JUGA:Jangan Tak Sedot Air Pakai Pompa

Diberi nama "StrawBite", sedotan ini tidak hanya ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan yang mudah terurai, tetapi juga bisa langsung dimakan atau mudah diserap oleh lingkungan jika dibuang.

Teksturnya yang keras membuatnya tahan lama di ruang terbuka, sekitar 40 hari, dan dapat bertahan sekitar 3-5 jam setelah digunakan pada minuman di gelas atau botol.

Menurut Alfian, sedotan ini tidak memiliki rasa yang akan mempengaruhi minuman.

Selain itu, mereka juga berencana untuk terus melakukan pengembangan produk, termasuk menciptakan varian bentuk dan warna agar lebih menarik bagi konsumen.

Dr. Aloisiyus Yuli Widianto, Kepala Program Studi Teknik Kimia di Fakultas Teknik Universitas Surabaya, menyambut baik inovasi dari mahasiswa-mahasiswa tersebut.

Dia menekankan bahwa penggunaan bahan alami dan pewarna alami dapat menjadi langkah lebih lanjut untuk membuat produk yang lebih ramah lingkungan.

"Kedepannya, produk-produk ramah lingkungan dapat menggantikan bahan-bahan plastik dengan adanya riset dan uji coba lebih lanjut. Bahan-bahan dari pangan bisa menjadi alternatif untuk menciptakan plastik alami yang dapat terdegradasi oleh alam," ujar Dr. Aloisiyus.

Dengan inovasi seperti StrawBite, diharapkan dapat membantu mengurangi persoalan sampah plastik yang semakin meresahkan lingkungan kita.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan