Banjir Muba Mulai Surut, Pengungsi Kembali ke Rumah: Asrama Haji Sekayu Menjadi Saksi Kepulangan 27 Keluarga

Sejumlah pengungsi terlihat pulang daro Asrama Haji Sekayu yang selama ini dijadikan Posko Pengungsian bagi para korban banjir. -Foto: Tommy/sumateraekspres.id-

MUBA, SUMATERAEKSPRES.ID - Air surut di beberapa titik luapan sungai Musi yang sebelumnya melanda Kabupaten Bumi Serasan Sekate (Muba), memberikan nafas lega bagi warga yang terdampak banjir.

Perlahan tapi pasti, rumah-rumah yang sebelumnya terendam air mulai terlihat saat pengungsi dari Asrama Haji Sekayu kembali ke pelukan rumah masing-masing.

Pada Selasa (30/1/2024), Kadin Kominfo Muba, Herryandi Sinulingga AP, mengungkapkan bahwa sebanyak 27 keluarga atau 97 jiwa telah pulang ke rumah masing-masing.

Pemulangan ini bukan hanya sebagai kembalinya mereka ke rumah, melainkan juga disertai dengan bantuan paket sembako dari Dinsos Muba.

BACA JUGA:Bakal KKN di Muba, Ini Permintaan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Kepada Pemkab dan Mahasiswanya

BACA JUGA:Ribuan Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Gelar KKN di Muba

"Paket sembako telah disiapkan untuk pengungsi yang telah kembali ke rumah," ungkap Sinulingga. Tiga posko pengungsian tetap aktif di Asrama Haji Sekayu untuk memberikan fasilitas dan bantuan kepada pengungsi yang masih tinggal.

Menurut Sinulingga, saat ini masih terdapat 137 jiwa atau 50 kepala keluarga yang tinggal di posko pengungsian. Langkah-langkah evakuasi dan pemulangan terus dilakukan hingga seluruh pengungsi kembali ke rumah masing-masing.

Pj Bupati Apriyadi Mahmud menegaskan bahwa meskipun warga mulai pulang, Pemerintah Kabupaten Muba tetap menjaga kewaspadaan dengan menjaga posko pengungsian tetap beroperasi.

"Kami berharap agar banjir kian surut dan warga dapat kembali beraktivitas seperti biasa," tandas Mahmud.

BACA JUGA:Rumah Hanyut Disapu Banjir, Pemkab Muba Bangunkan Lagi Rumah Tomi

BACA JUGA:Penyulingan Minyak Ilegal di Muba Terbakar Lagi: Pemilik Masih Buron

Sementara itu, salah seorang pengungsi, Iwan, dari Selarai menceritakan kerugian yang dialaminya akibat banjir.

"Yang paling parah adalah mobil, karena ditinggalkan di rumah saat banjir. Saya tidak tahu apakah rusak atau tidak, dan harus membersihkan banyak bekas banjir ketika pulang nanti," tuturnya.

Banjir mungkin mulai surut, tetapi jejak kerugian yang ditinggalkan oleh air masih menjadi kenyataan bagi sebagian warga terdampak.

Proses pemulihan dan pembenahan diri mereka akan menjadi perjalanan panjang setelah bencana ini. Semoga, keberlanjutan upaya pemulihan dapat membantu mereka kembali normal dalam waktu sesingkat mungkin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan