Perjalanan Sejarah Sungai Komering: Dari Perdagangan Pinang Hingga Terbelah Menjadi Dua
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji sebagai solusi pasokan air bagi lahan pertanian di Provinsi Sumsel--
SUMATERAEKSPRES.ID - Sejarah Sungai Komering membawa kita kembali ke masa lalu yang dipenuhi dengan perdagangan buah pinang dan peristiwa alam yang membentuk wajah geografisnya.
Terletak di Sumatera Selatan, sungai ini tidak hanya menjadi aliran air yang vital, tetapi juga menyiratkan kisah panjang suku Komering yang mendiami tepian sungainya.
Suku Komering, salah satu suku besar di Sumatera Selatan, telah menetap sepanjang Sungai Komering, terutama di Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten OKU Timur.
Bahasa dan dialek yang unik menjadi ciri khas mereka, menciptakan identitas tersendiri bagi suku ini.
BACA JUGA:Mengintip Tradisi Nangkul di Sungai Hitam Sepucuk, Raup Cuan dari Ikan Segar yang Murah Meriah
BACA JUGA:Pencari Harta Karun di Sungai Musi Banyak Hijrah ke Jambi, Ini Penyebabnya
Menurut sumber dari okutimurkab.go.id, nama "Komering" sendiri berasal dari bahasa India, yang berarti pinang.
Sebelum abad ke-IX, daerah ini menjadi pusat perdagangan buah pinang dengan pedagang India, memberikan warna pada kehidupan masyarakat setempat.
Peristiwa bersejarah terjadi ketika juragan pinang dari India dimakamkan di dekat pertemuan Sungai Selabung dan Waisaka, di hulu Kota Muara Dua.
Tempat makam ini menjadi sumber aliran sungai yang mengalir hingga muara, memberi nama orang-orang di sepanjang sungai sebagai orang Komering dan daerahnya sebagai daerah Komering.
BACA JUGA:Waspada, Banjir Belum Berlalu, Air Sungai Kelingi-Musi di Mura Naik Lagi
BACA JUGA:Banjir Masih Melanda Muratara-Mura, Ketinggian Debit Sungai Musi Capai Segini!
Namun, perubahan geografis terjadi, mengakibatkan pendangkalan muara Sungai Komering sepanjang 125 meter per tahun ke arah Bangka.
Sebelum abad ke-VIII, Muara Dua berada di tepi pantai muara sungai Komering. Pendangkalan menyebabkan sungai terbelah menjadi dua cabang di Rasuan Lama, sekitar 20 km dari Minanga.