Cang Incang, Warisan Budaya tak Benda
PENGHARGAAN: Penghargaan bagi tradisi Cang Incang menjadi warisan budaya tak benda.-foto: nisa/sumeks-
SUMATERAEKSPRES.ID - Cang Incang merupakan tradisi lisan masyarakat Kecamatan Pedamaran, OKI yang dilakukan dengan menuturkan puisi. Penyampaiannya dilakukan dengan irama yang khas yang dituturkan satu atau dua orang secara bersahut-sahutan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas menjelaskan, Cang Incang kini semakin sering dimunculkan. Utamanya di acara hari besar kenegaraan semacam peringatan HUT kemerdekaan HUT OKI serta di acara sedekah pernikahan. ‘’Ini sudah menjadi kearifan lokal masyarakat Pedamaran sejak dulu,”terangnya.
Bahkan, Cang Inang juga dinyanyikan sewaktu Agustusan atau dituturkan saat para pengrajin saat menganyam tikar purun (berembak menganyam tikar purun,red).
Ditambahkannya, sebuah kisah lisan yang merayakan kearifan lokal dengan irama khasnya. ‘’Terdapat keindahan dalam Cang Incang yang sederhana seperti kedamaian, kesejahteraan dan kasih sayang bersatu dalam tiap bait,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Lestarikan Seni Budaya Kuda Lumping
BACA JUGA:Sedekah Balaq Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Dikatakannya, Cang Incang menjadi representatif sastra tutur bagi masyarakat marga danau Pedamaran dalam berbagai peringatan hari kemerdekaan RI, HUT OKI hingga pernikahan. Bahasa Cang Incang dibagi tiga jenis yakni Cang Incang pergaulan, Incang Incang nyeding sukat (nasib malang) dan Incang Incang tentang kehidupan dan keagamaan.
Cang Incang Nyeding sukat adalah yang isinya merupakan ungkapan kesedihan oleh karena musibah kematian, kekecewaan dalam percintaan dan penderitaan hidup. Ini contohnya berjudul
- Terindak puteh
- Incang Incang Peladang
- Peladang Bungo Padi
- Hatiku raso bimbang
- Sedang bak iko hari
- Peladang Bungo Padi
- Laju nak ngambek batang
- Sedang bak Iko hari
- Tetapak beras rarang
Artinya
- Incang Incang Peladang
- Peladang Bungo Padi
- Hatiku serasa bimbang
- Saat di hari ini
- Beras harga mahal
Karena terus dillestarikan tradisi ini terdaftar sebagai warisan budaya tak benda dan beberapa waktu lalu. Bahkan Bupati OKI mendapat piagam karena Cang Incang jadi warisan budaya tak benda. (uni)