Ini Bahayanya jika Tanaman Diserang Hama Ulat Grayak
PEMBASMIAN: Petugas pendamping peningkatan ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT), Junaidi, S.P bersama Koordinator Penyuluh, Tunggul Sinaga, S.P dan PPL Kkecamatan Kandis, Ogan Ilir melakukan monitoring ke lahan pertan--
INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Hama ulat grayak menjadi perhatian khusus karena dapat merusak tanaman dalam waktu singkat. Seperti banyak merusak barang dan daun tanaman jagung, padi dan tanaman lainnya di Ogan Ilir.
Ulat grayak menyerang daun muda pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau sela-sela daun. Ulat ini juga menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong.
BACA JUGA:Rutin Penyiangan Gulma, Cegah Hama Tanaman
BACA JUGA:Musnahkan Hama Cabai Secara Organik
Mengatasi hal itu, petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT), Junaidi, S.P bersama Koordinator Penyuluh, Tunggul Sinaga, S.P dan PPL kecamatan Kandis, Ogan Ilir melakukan monitoring ke lahan pertanian yang diserang ulat grayak.
Para petugas ini memberikan pendampingan terhadap pencegahan serangan ulat grayak ke pada para petani padi. "Sebagai upaya pencegahan, kami telah melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuh (OPT) ulat grayak.
Bersama kelompok Tani Srilangka di lahan sawah Desa Kumbang Ulu Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan," ujar Junaidi.
Ulat grayak menyerang tanaman padi pada malam hari dan siang harinya bersembunyi pada pangkal tanaman, dalam tanah atau di tempat yang tersembunyi.
"Faktor-faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan ulat grayak adalah keadaan perairan petak yang kering, keadaan lingkungan yang kompleks, dan tadah hujan," terangnya.
Dikatakannya, mereka melakukan pembasmian hama ulat grayak pada hamparan sawah seluas 25 hektare berumur 07-25 hari setelah tanam dengan varietas padi Manohara ‘’Kita kendalikan OPT ulat grayak seluas 15 hektare menggunakan insektisida berbahan aktif BPMC,’’ ujarnya.
Bahan Aktif Butyl Phenil Metil Carbamate (BPMC) adalah sebagian kecil dari berbagai jenis bahan aktif yang terkandung dalam insektisida yang beredar di pasaran.
BACA JUGA:Dorong Program Kedaulatan Pangan
BACA JUGA:Berhasil Tekan Inflasi, Masifkan Program GSMP
‘’Penyemprotan dengan pestisida kimia ini merupakan langkah yang terakhir apabila serangan ulat grayak sudah meluas. Namun, tetap harus dengan metode yang tepat agar ulat grayak dapat benar-benar dibasmi,’’ ujarnya.