Percepat Transisi Energi, Dorong Peningkatan Konsumsi Gas Domestik

EKSPLORASI : Aktivitas eksplorasi minyak dan gas bumi di lepas pantai. Foto : IST--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berupaya terus mendorong peningkatan konsumsi gas domestik guna mempercepat transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

"Dalam rangka percepatan transisi energi, kami mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri dan memberikan kepastian kepada pelaku usaha sektor gas bumi untuk berinvestasi,” kata Kepala BPH Migas, Erika Retnowati.

Dikatakan, untuk kinerja sub sektor gas bumi tahun ini, BPH Migas telah menetapkan dua penetapan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa (sebesar 100 persen dari target), yaitu penetapan tarif untuk PT Persada Agung Energi dan PT Pertamina Gas untuk PT Petro Kimia Gresik.

Erika melanjutkan BPH Migas juga telah mendukung penyediaan energi bersih yang terjangkau melalui penetapan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil.

BACA JUGA:Melesat, PNBP BPH Migas Sumbang Rp1,3 Triliun ke Kas Negara

"Di tahun 2023 ini telah ditetapkan harga gas bumi untuk 6 kabupaten/kota (mencapai 100 persen dari target). Selain itu, dalam hal pembangunan infrastruktur gas bumi melalui pipa, saat ini telah mencapai 22.478,62 km (sebesar 103 persen dari target 21.900 km) meliputi panjang pipa transmisi sebesar 5.360,46 km, panjang pipa distribusi sebesar 6.241,03 km, dan panjang pipa jargas 10.877,13 km," lanjut Erika.

Indonesia memiliki target EBT sebesar 23 persen pada bauran energi nasional tahun 2025. Kebijakan ini dipadukan dengan komitmen Indonesia mengurangi emisi hingga 29 persen tahun 2030, dan merupakan upaya yang jelas menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menekankan pentingnya gas bumi dalam transisi energi fosil ke EBT yang ramah lingkungan sesuai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Gas bumi akan menjadi jembatan penerapan EBT seratus persen.

"Bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi, khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik. Gas akan digunakan untuk menjembatani 100% penerapan pembangkit energi terbarukan," kata Arifin.

BACA JUGA:Warga Dilarang Pindah-Pindah SPBU Saat Isi BBM, BPH Migas Godok Aturannya

Menurutnya, gas bumi menjadi faktor penting dalam transisi energi di Indonesia dan untuk sebagai respons terhadap peningkatan permintaan dalam negeri, Pemerintah secara aktif mengupayakan perluasan infrastruktur gas untuk memfasilitasi integrasi pasokan dan permintaan yang lancar. (fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan