https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan GERD dan Maag serta Cara Mencegahnya

Serupa tapi tak sama Ini Beda Gerd dan Maag--

SUMATERAEKSPRES.ID-Sering dikira sama, ternyata  penyakit GERD dan maag itu berbeda. 

 

Umumnya, orang awam menganggap  GERD dan maag  adalah penyakit yang sama karena kemiripan gejala dan sama-sama menyerang organ lambung yang mengganggu pencernaan. 

 

Tapi sebetulnya,  ada perbedaan maag dan GERD yang cukup signifikan.

 

Wajib dipahami bahwa maag merupakan kondisi yang menandakan adanya masalah di lambung, sedangkan GERD adalah bentuk kondisi yang lebih serius. 

 

Definisi GERD dan Maag

 

GERD

 

GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi ketika asam lambung naik dari perut menuju kerongkongan (refluks asam).

 

Penyebab GERD adalah melemahnya katup di bagian bawah kerongkongan. 

 

Menurut American College of Gastroenterology, GERD adalah refluks asam yang terjadi dua kali atau lebih dalam seminggu. 

 

Orang dengan maag mungkin saja dapat mengalami GERD.

 

Gejalanya sama dengan maag, yakni rasa terbakar di dada dan seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan.

 

Penderita juga mungkin mengalami batuk kering serta kesulitan menelan.

 

Diagnosis kondisi ini dapat dilakukan oleh dokter atau ahli gastroenterologi dengan mengevaluasi frekuensi dan tingkat keparahan gejalanya.

 

Maag

 

Maag  atau  dikenal dengan istilah dispepsia merupakan gangguan di organ lambung yang ditandai dengan rasa nyeri atau terbakar di ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan, dan rasa cepat kenyang. 

 

Maag atau dispepsia dibagi menjadi dua, yaitu dispepsia fungsional dan dispepsia organik (struktural). 

 

Dispepsia fungsional merupakan suatu sindroma atau sekumpulan gejala nyeri setelah makan yang dirasakan di ulu hati dimana pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan perubahan struktur atau kerusakan mukosa lambung.

 

Sedangkan dispepsia organik, gejala yang timbul disertai dengan adanya perubahan struktur gaster. 

 

BACA JUGA:Para Penderita Gerd Kumpul, Ini 9 Makanan dan minuman Yang Harus Dihindari Agar Tak Menderita Asam Lambung

 

Perbedaan GERD dan Maag

 

1. Penyebab

 

Perbedaan GERD dan maag yang pertama bisa dilihat dari penyebabnya. 

 

Walaupun  sama-sama disebabkan oleh kenaikan asam lambung, namun area yang terdampak untuk memicu gejalanya berbeda.

 

GERD disebabkan oleh paparan asam lambung yang berulang-ulang ke esofagus atau kerongkongan yang mengakibatkan erosi pada mukosa esofagus. 

 

Hal ini juga disebabkan oleh melemahnya katup esofagus, sehingga asam lambung yang seharusnya tidak bisa ke atas jadi bisa naik melewati katup esofagus dan mengiritasi dinding esofagus. 

 

Sedangkan pada maag, yang teriritasi hanyalah dinding lambung.

 

2. Gejala

 

Dari segi gejalanya, sakit maag ditandai dengan perasaan tidak nyaman yang hilang timbul di area perut bagian atas. 

 

Kondisi lain yang paling sering terjadi pada sakit maag yaitu:

 

-Perut kembung di bagian atas

 

-Perut terasa penuh saat makan, padahal makanan belum habis

 

-Nyeri pada ulu hati

 

-Buang angin dan bersendawa

 

-Mual

 

-Muntah

 

BACA JUGA:7 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal, Sayang Nomor 2 Sering Terabaikan

 

Sedangkan gejala GERD lebih berat. 

 

Gejala tersebut yaitu refluks asam lambung ditandai dengan sensasi terbakar pada dada atau heartburn dan terjadi dua kali atau lebih dalam seminggu. 

 

Sensasi ini dapat menimbulkan gejala antara lain:

 

-Regurgitasi, yaitu makanan atau asam lambung naik ke kerongkongan

 

-Dada terasa nyeri

 

-Kesulitan menelan

 

-Kerongkongan terasa mengganjal

 

-Dada terasa terbakar setelah makan dan bisa memburuk di malam hari

 

Tak hanya gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, penderita GERD juga mungkin akan mengalami i:

 

-Batuk kronis

 

-Tidur terganggu

 

-Radang tenggorokan

 

-Sesak napas seperti asma

 

Jika tidak segera diobati, gejala GERD bisa berkembang dan memicu terjadinya sesak napas atau rasa sakit di sekitar rahang. 

 

Gejala tersebut mirip dengan gejala serangan jantung, oleh karena itu bila Anda mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter guna mendapat penanganan lebih lanjut.

 

BACA JUGA:Kenali Gejala dan Cara Menghindari Maag Saat Puasa

 

3. Pada anatomi

 

Seperti penjelasan sebelumnya, GERD terjadi akibat terganggunya fungsi suatu otot di kerongkongan yang disebut sfingter esofagus.

 

Sfingter esofagus memungkinkan makanan yang masuk tertahan di dalam lambung. 

 

Jika sfingter atau katup ini mengalami iritasi, maka bisa rusak atau melemah dan mengakibatkan cairan pencernaan serta isi perut naik kembali ke kerongkongan.

 

Sementara itu, maag berkaitan dengan iritasi pada dinding lambung. 

 

Namun, pada dispepsia fungsional tidak ada kelainan struktur atau tidak ditemukannya kerusakan mukosa lambung sehingga sering menyebabkan overlapping dengan GERD.

 

4. Pengobatan

 

 

Pada maag atau gastritis, pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan penyebabnya. 

 

Sementara pada GERD lebih fokus dalam meningkatkan fungsi sfingter esofagus atau katup bagian bawah kerongkongan.

 

Pengobatan untuk sakit maag antara lain:

 

Terapi up regulation, yaitu lini 1 menggunakan antasida 3x1. 

 

Jika lini 1 tidak berhasil, maka dikombinasi dengan cimetidine atau ranitidine

 

Terapi untuk ulkus peptik menggunakan metode down regulation, yaitu lini 1 diberikan golongan PPI 

seperti lansoprazole, omeprazole, dan esomeprazole

 

Apabila ditemukan infeksi H. pylori pada lambung, maka dapat diberikan terapi eradikasi dengan antibiotik seperti klaritromisin, amoxicillin, dan bisa juga ditambahkan metronidazole

 

Menghentikan penggunaan obat-obatan seperti anti inflamasi atau non-steroid apabila penyebabnya adalah konsumsi obat tersebut

 

Sementara pengobatan untuk penyakit GERD meliputi:

 

Terapi menggunakan penghambat pompa proton (PPI) selama 8 minggu untuk mengurangi produksi asam lambung

 

Antasida, sebagai penetral terhadap asam klorida sehingga memperkuat tekanan katup bagian kerongkongan bawah (tidak boleh diberikan bersamaan dengan PPI, sebaiknya diberi jeda 2 jam)

 

Obat-obatan prokinetik

 

Operasi (fundoplikasi dan LINX)

 

Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, mengurangi berat badan, menghentikan konsumsi alkohol, kopi, tidak makan sebelum tidur, juga tidur dengan kepala yang sedikit ditinggikan.

 

BACA JUGA:Waspada, Bayi Rentan Terkena Pneumonia

 

Cara Mencegah GERD dan Maag

 

GERD maupun maag merupakan kondisi yang sama-sama bisa dicegah. 

 

Cara paling mudahnya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Di antaranya:

 

-Makan dengan tertib, tidak terlambat

 

-Menghindari makan dalam porsi besar

 

-Tidak terburu-buru saat makan

 

-Menghindari berbaring setelah makan

 

-Menjaga berat badan agar tetap stabil

 

-Menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol

 

-Menghindari makanan yang bisa mengiritasi perut, seperti makanan berlemak, pedas, asam, atau obat anti inflamasi non steroid (OAINS) seperti aspirin dan ibuprofen. (berbagai sumber)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan