Wow! Kepala SAD Sarankan Pemda Mura Lepaskan Rusa ke Hutan

Kepala Suku Anak Dalam Japarin menyarankan Pemda Mura untuk melepaskan rusa ke hutan untuk mengatasi teror macan kumbang--

LUBUKLINGGAU,SUMATERAEKSPRES.ID-Kepala Suku Anak Dalam (SAD) wilayah Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara (MLM), Japarin, menyarankan, Pemda Mura agar melepaskan satwa satwa seperti rusa.

Rusa tersebutdi lepas ke hutan yang lokasinya  jauh dari lokasi Pendopoan. "Cara itu dianggap paling ampuh untuk mengatasi teror maupun menangkal serangan seperti Macan Kumbang," katanya, kamis (9/11)..

Diakuinya, dua rusa merupakan salah satu makan yang diincar macan Kumbang.

"Iya bisanya makannya daging rusa,"cetusnya. Karena itu, Jafarin mengultimatum Pemda Mura untuk waspada.
"Macan Kumbang bukan tandingan Satpol PP," cetusnya.

BACA JUGA:Bukan Tandingan Satpol PP! Kepala Suku Anak Dalam Ingatkan Ancaman Macan Kumbang di Pendopoan Bupati Mura

BACA JUGA:NGERI, Dua Rusa di Rumah Dinas Bupati MURA Mati dengan Kondisi Luka Cakar. Ada Jejak Misterius di Lokasi!

Dia meminta petugas satpol PP yang mengamankan Pendopoan Bupati Mura. Petugas diminta tidak gegabah dalam menghadapi teror yang mengakibatkan dua rusa peliharaan Pemda Mura, mati mendadak.

Ia juga mengaku, sudah menganalisis pola, tanda tanda, maupun luka luka dari rusa yang menjadi korban serangan hewan liar di Pendopoan Bupati Mura.

Dijelaskannya, serang itu tidak mungkin dilakukan oleh anjing liar. Mengingat anjing tidak bisa memanjat pagar setinggi 2 meter. Dan serangan itu dilakukan secara senyap tanpa suara.

BACA JUGA:Ditemukan Rusa Mati Diterkam, di Pendopo Bupati Mura

BACA JUGA:Tekan Laju Inflasi, Gelar Pasar Murah, Pj Bupati Cek Harga Pokok Di Pasar

"Kalau anjing dia pasti rame suara gongong, tidak bisa manjat pagar. Kalau Macan Kumbang senyap, pohon saja bisa dipanjat. Apa lagi hanya pagar 2 meter," timpalnya.

Japarin juga optimis jika dari sejumlah pola dan tanda yang dia baca, serangan itu, sangat persis dilakukan oleh Macan Kumbang.

"Kalau sudah ado serangan artinyo ado perjanjian yang dilanggar. Kami warga SAD sudah ratusan tahun hidup berdampingan dengan Harimau dan Macan di hutan Jadi sangat paham soal ini," katanya.

Sebagai kepala suku SAD wilayah Muratara, Japarin menegaskan, cukup banyak pawang Macan maupun Harimau di komunitas SAD.

BACA JUGA:Belum 100 Persen, Logistik Pemilu 2024 di Muratara Tiba Bertahap

BACA JUGA:Narkoba dari Medan Tujuan Muratara, Gagal Kirim

Dia mengaku hingga saat ini, warga SAD tidak pernah terlibat konflik maupun di serangan Harimau dan Macan di dalam hutan.

"Kalau bertemu sering kita di hutan itu, apo lagi Macan Kumbang, itu lebih sering. Jumlahnyo lebih banyak dari Harimau di wilayah kito di MLM ini," timpalnya.

Pihaknya mengaku siap membantu mengirimkan pawang Macan dan Harimau dari komunitas SAD, ke kota Lubuklinggau. Sehingga bisa mengatasi teror serangan hewan liar di rumah dinas Bupati Mura.

Dan, untuk mengatasi teror serangan terhadap rusa di pendopoan Bupati Mura, Japarin memberikan ada tehnik tehnik khusus.

BACA JUGA:Mengganggu saja Tim Landak Polres Mura Ini, Begal Lagi Ngapel Kena Cokok

BACA JUGA:Harga Sembako Naik, Warga Serbu Pasar Murah

Seperti tehnik warisan yang dimiliki warga SAD.

"Ado ilmunyo, kami warga SAD turun temurun punyo ilmu warisanyo. Macan itu kito gosok kepalanyo, dio diam. Ado caro komunikasi, ngusir Macan biar dak ganggu Manusio," timpalnya.

Menurutnya, macan kumbang yang masuk ke pendopoan Bupati Mura itu, tidak mungkin terjadi, Jika tidak ada perjanjian moyang, antara komunitas manusia dan komunitas hewan itu yang dilanggar.

"Biasanya jika anak Macan di ambil, pasti Macan masuk ke permukiman warga," tuturnya.

BACA JUGA:Listrik di Muratara Padam 22 Jam, Warga Muratara Keluhkan Ketika Hujan Selalu Terjadi Pemadaman Listrik

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan