Harus Strong, Jadi Single Parent Itu Bukan Pilihan
Single mom harus kuat--
SUMATERAESKPRES.ID-Tidak ada satu orang pun wanita di dunia ini yang ingin menjadi seorang single parent.
Hal tersebut bukanlah sebuah pilihan namun kondisi ini harus dihadapi.
Dan status ini bisa menimpa siapa saja.
Mungkin ditinggal suami karena meninggal dunia, bercerai atau bahkan suami menghilang dan tidak tahu kemana rimbanya.
Tak mudah menjadi Single Mom, namun kehidupan terus berjalan sehingga harus siap menghadapi semua kondisi yang ada.
Mulai dari menjadi tulang punggung keluarga, harus siap menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak - anak, dan harus siap membesarkan anak dengan menanggung pekerjaan yang banyak pula.
BACA JUGA:Begini Cara Mendidik Anak Autis
BACA JUGA:Anak Tak Mau Makan Nasi, Jangan Panik, Ini Caranya
Single parent, khususnya single mom harus seorang wanita yang kuat.
Pasalnya jika wanita tersebut terbiasa dan bergantung dengan orang lain, apalagi mantan suaminya maka akan sulit baginya menghadapi kehidupan dengan menjadi tulang pungung dan membesarkan anak - anak seorang diri.
Menjadi single parent bukanlah sebuah pilihan.
Kita tidak tahu apa yang menyebabkan orang tua bercerai, tetapi ibu harus bisa mengenalkan sosok ayah kepada anak.
Bicarakanlah pada anak bahwa ibu dan ayah tidak bisa bersama lagi, tapi anak harus tetap mendapatkan kasih sayang dari ayah.
Karena kasih sayang dari ayah dan ibu itu berbeda.
Ibu atau ayah juga tidak boleh saling menjelekkan pasangannya kepada anak.
Anak harus dikenalkan dengan ayah kandungnya sehingga tidak timbul kebencian atau dendam kepada orangtuanya.
Tapi, jika figur ayah atau figur ibu hilang karena meninggal.
Mungkin ibu atau ayah bisa digantikan oleh tante atau pamannya.
Jadi anak tetap merasakan figur ibu atau ayah.
Karena jika tidak ada figur ayah atau ibu akan berdampak buruk pada anak.
Misal, ibu bercerai dengan ayah dan meninggalkan dendam.
Maka akan ada gangguan kepada anak.
Bisa menjadi gangguan seks dan akan ada kelainan seks semisal homo atau lesbi.
Jika anak ingin bertemu ayah atau ibunya jangan dihalang - halangi.
BACA JUGA:7 Tips Sederhana untuk Membuat Proses Belajar Mengaji Menyenangkan bagi Anak
BACA JUGA:Sering Marahi Anak, Ini Akibatnya
Jalin Komunikasi Demi Anak
Psikolog Syafria Daini PSi CH Graph, mengatakan orangtua yang bercerai jangan pernah menjelek - jelekkan pasangan di hadapan anak.
" Pasangan harus berjiwa besar jika sudah bercerai, tetap jalin komunikasi demi anak," katanya.
Karena, si anak punya hak untuk bertemu ayah atau ibunya meski sudah bercerai.
“Harus terbuka dengan anak, karena jika tidak terbuka kasihan pada anak. Apalagi anak yang menjadi korban di sini," bebernya.
Jangan rusak image pasangan dan memupuk kebencian kepada anak.
" Anak harus bisa mengerti dan ketika dewasa anak bisa memilih," katanya. (berbagai sumber)