https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sering Marahi Anak, Ini Akibatnya

MARAHI ANAK: Anak yang melakukan kesalahan jangan langsung dimarahi. --

Sering Marahi Anak, Ini Akibatnya

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID -  Mendidik anak memang butuh kesabaran khususnya dari orangtua. Apalagi jika anak berbuat nakal tentu harus disikapi secara bijak oleh orangtua.

Sebagian besar orangtua baik  ayah atau bunda akan memarahi anak jika si anak melakukan kesalahan. Bahkan ada yang sempat membentah si buah hatinya. Akan ada sejuta alasan mengapa orangtua tidak bisa mengelola emosi hingga berujung memarahi anak.

BACA JUGA:Beragam Manfaat Menyulam, Cocok untuk yang Sulit Mengontrol Emosi

Mulai karena tidak tahan melihat tingkah laku anak yang bikin pusing tujuh keliling, atau memang dikarenakan orangtua sedang stres. Namun penting untuk diingat saat emosi meledak di depan anak, peristiwa ini bisa terekam di dalam benak anak sampai dirinya besar.  ‘’Kondisi terkadang membuat kita lepas kontrol,’’ ujar Firman, seorang ayah.

Devi Delia, MPsi, psikolog anak RS Charitas Palembang mengatakan, saat anak sering dimarahi karena kekeliruan yang ia lakukan (misalnya saat membuat kesalahan dalam mengerjakan tugas sekolah), maka keyakinan dalam dirinya dapat terhambat. 

"Anak dapat menjadi tidak percaya diri karena merasa selalu gagal dan tidak mampu memenuhi ekspektasi ayah bundanya,"jelasnya.  Dikatakan,  anak belajar dengan me-modelling perilaku orangtuanya. Terlalu sering memarahi anak dapat membentuk perilaku agresif dalam diri anak.

"Saat orangtua sering memarahi anak, dengan dasar atau alasan untuk mendisiplinkan anak, maka anak melakukan sesuatu (mengikuti perintah yang ada) lebih karena dilandasi rasa takut, bukan karena memahami mengapa harus melakukan hal tersebut. misalnya lari-lari terus dimarahi,"katanya.

BACA JUGA:Jadi Ketua Komisi Yudisial, Prof Amzulian Tegaskan Akan Disiplin, Berani, dan Setia

Pada akhirnya, karena perilaku anak lebih dilandasi rasa takut, maka anak pun akan berusaha agar ia tidak dimarahi. Salah satunya bisa dengan perilaku berbohong (karena takut dimarahi). 

‘’Orang tua sebaiknya menanggapi perilaku tidak baik anak dengan cara tegas bukan keras. karena ingat, meskipun mungkin dianggap cara instant untuk membuat anak mengikuti perkataan ayah bunda, namun pemahaman moral dalam diri anak tersebut pun akan sulit terbentuk dengan baik,"urainya

Dikatakan, ayah bunda harus membantu anak belajar dari kesalahannya.  ‘’Bukan dengan memarahi. Untuk anak lebih kecil bisa dengan konsekuensi. Misalnya, kalau lari-lari jadi jatuh, sehingga anak menyadari konsekuensi atas perilaku lari-lari tersebut,’’ ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan, orang tua berusaha menenangkan diri. Saat mulai terpancing untuk marah, tarik nafas panjang dan ingat dampak negatif jika tetap memarahi anak. "Lebih baik, menenangkan diri sebentar dan kembali membahas perilaku anak setelah diri sudah lebih tenang,"tandasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan