RSMH Gelar Transplantasi Ginjal Pasien Kelima
Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH FINASIM-Foto : ist-
RSMH Cangkok Ginjal Kelima
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - RSUP dr Mohammad Hoesin akan kembali melakukan operasi transplantasi ginjal ke-5 pada seorang pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 30 tahun pada Senin (30/10) nanti. Proses transplantasi ginjal diperkirakan memakan waktu sekitar 6-7 jam.
"Pendonor merupakan ayah kandung pasien sendiri, sebelumnya pasien dan pendonor sudah menjalani berbagai pemeriksaan. Ia pasien kita di RSMH yang sudah menjalani cuci darah sekitar 8 bulan," ucap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi sekaligus Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSMH, Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH FINASIM, kemarin (27/10).
Dikatakan, jika ginjal rusak ada dua kemungkinan. Ada yang akut dan kronis. "Kalau akut itu yang berat tapi bisa sembuh lagi. Sedangkan yang kronis tidak bisa sembuh lagi," jelasnya. Ia menegaskan terapi pengganti ginjal ada dua, transpalasi ginjal (cangkok ginjal) dan cuci darah menggunakan mesin dan melalui perut pakai air.
"Transplantasi ginjal merupakan solusi terapi terbaik bagi pasien penderita gagal ginjal. Kualitas hidupnya menyerupai orang sehat setelah cangkok ginjal. Pasien gagal ginjal dapat hidup normal seperti orang pada umumnya," ucapnya seraya mengatakan tingkat keberhasilan lebih dari 85 persen.
Namun hambatan proses transplantasi ginjal adalah pendonor. Sebab banyak yang berpikir kalau dia donor akan menjadi sakit. Padahal dalam penelitian orang yang donor itu, kemungkinan dia sakit ginjal 0,02 persen. Kenapa ini menjadi masalah padahal kita menyiapkan pendonor itu dengan sangat cermat sekali. Kita tidak mau orang yang donor itu nantinya sakit ginjal," ucapnya.
Ia mengakui di Indonesia kebanyakan pendonor adalah donor hidup. Sementara di luar negeri kebanyakan donor jenazah, artinya orang yang sudah meninggal batang otak dapat diambil ginjalnya dan di-support-kan ke orang yang gagal ginjal. Orang yang cuci darah di Sumsel mendekati angka 2.000 orang, sementara di RSMH 400-500 orang.
"Mereka ini pada dasarnya mau cangkok ginjal dan BPJS Kesehatan mau biaya. Hanya saja siapa pendonornya. Sebab, pendonor tidak boleh ada jual beli ginjal, ini sangat kita jaga dan pastikan pendonor orang yang benar-benar ikhlas mendonorkan ginjalnya," tegasnya.
Terkait tingkat keberhasilan, ia menjelaskan dari 4 orang yang telah menjalani cangkok ginjal sebelumnya, ada yang sampai sekarang masih aktif, ada yang kembali cuci darah, tetapi ada yang sudah meninggal. "Tergantung juga faktor kepatuhan pasien meneruskan pengobatan. Sebab, kadang pasien mengabaikan makan obat-obatan," tandasnya.
Dokter Spesialis Urologi (K) KSM Bedah RSMH Palembang sekaligus Ketua Tim Bedah Cangkok Ginjal, Dr Marta Hendry SpU(K) MARS mengatakan ada beberapa yang harus dilakukan pada tahapan cangkok ginjal ini. Tim operasi ada dua, yang pertama (tim donor) adalah tim yang melakukan operasi mengambil ginjal pada donor yang rata-rata berlangsung sekitar dua jam.
Dilanjutkan operasi oleh tim kedua (tim resipien), yaitu tim yang memasangkan ginjal donor pada tubuh pasien yang berlangsung sekitar tiga jam. "Ginjal lama tetap ada dalam tubuh pasien, jadi kita tidak membuang ginjal lama yang rusak. Ginjal baru diletakkan pada perut bagian bawah atau di daerah pelvis," ucapnya.
Direktur Utama RSUP dr Mohammad Hoesin, Dr Siti Khalimah SpKJ MARS mengatakan operasi transplantasi ginjal ini bukan yang pertama. "Sebelumnya sudah kita lakukan dari tahun 2016. Sudah 4 pasien transplantasi ginjal, tapi memang sempat terhenti karena Covid-19," ujarnya. Nanti pada operasi cangkok ginjal, ada pendampingan dari tim RSCM. "Karena RSCM adalah RS yang ditunjuk Menteri Kesehatan sebagai pengampuh utama pelayanan urunepologi yang di dalamnya ada transplantasi ginjal,” cetusnya.
Pihaknya harus mengejar transplantasi ginjal karena diberi tugas mencapai strata tertinggi RS dengan kompetensi tertinggi paripurna. “Untuk mencapai itu salah satu persyaratannya mampu melaksanakan operasi transplantasi ginjal," pungkasnya. (nni/fad/)