Mengenang 75 Tahun Peristiwa Nakba, Malapetaka Pembersihan Etnis dalam Sejarah Palestina
PENGUNGSI-Warga Palestina yang mengungsi di Lebanon pada peristiwa Nakba tahun 1948. Konflik tersebut telah memaksa jutaan warga Palestina mengungsi ke berbagai wilayah tetangga. Foto : un.org--
SUMATERAEKSPRES.ID - Peristiwa Nakba menjadi momen bersejarah yang mendalam bagi masyarakat Palestina.
Terjadi pada tahun 1948, peristiwa ini mencatat pengusiran dan pembersihan etnis terhadap ratusan ribu warga Palestina oleh milisi Zionis.
Sekitar 700 ribu orang Palestina kehilangan tanah, rumah, dan harta benda mereka akibat tindakan kejam tentara Zionis.
Meski tragis, peristiwa ini memuat sejarah dan makna yang tetap hidup hingga saat ini.
"Nakba" dalam bahasa Arab berarti "malapetaka." Peristiwa ini berasal dari deklarasi kemerdekaan Israel pada 14 Mei 1948, dengan dukungan Inggris dan Amerika Serikat.
Palestina sebelum Nakba adalah wilayah multietnis dan multireligi, dihuni oleh Muslim, Kristen, dan Yahudi.
BACA JUGA:Palestina Banjir Dukungan, Penyanyi Kehlani Ikut Masuk Barisan
BACA JUGA:3 Azab Bagi Orang Serakah, Yang Terakhir Sangat Menakutkan
Wilayah ini sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman hingga Inggris menguasainya pada tahun 1917 pasca Perang Dunia I.
Di bawah mandat Inggris, imigrasi besar-besaran Yahudi dari Eropa dan Rusia ke Palestina terjadi, mendorong oleh gerakan Zionisme yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di tanah suci.
EKSODUS-Pengusiran warga etnis di Palestina oleh milisi zionis Israel pada peristiwa Nakba tahun 1948. Foto : picture-alliance/dpa--
Imigrasi ini memicu konflik dengan penduduk asli Palestina, yang merasa hak-hak mereka terancam oleh rencana pembentukan negara Israel.
Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara: satu untuk Yahudi dan satu untuk Arab.
Rencana ini ditolak oleh mayoritas warga Palestina dan negara-negara Arab tetangga.