Bahan Baku Berondolan Sawit, Diolah Selama 3 Jam

Kreativitas Santri Ponpes Izzatul Kamilah Muba Produksi Dodol Sawit

Hasil perkebunan sawit yang melimpah di Desa Macang Sakti, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menginspirasi santri Ponpes Izzatul Kamilah dari desa itu memproduksi produk turunan kelapa sawit. Mereka memberi nama Dodol Sawit Santri Izzatul alias Dodol Dowitul. Agustina Saridewi - Palembang DODOL kelapa sawit merupakan makanan tradisional yang dikembangkan santri dan guru-guru Pondok Pesantren Izzatul Kamilah di Desa Macang Sakti.
 “Hasil kebun di desa kita cukup melimpah terutama sawit, jadi santri kami coba mengolahnya menjadi produk makanan jadi yang lezat,” ujar Perwakilan Yayasan Ponpes Izzatul Kamilah, Yulianti, kemarin.
Dikatakan, inovasi itu diproduksi setelah santrinya mengikuti kegiatan Santri Preneur dua bulan lalu. Sesuai dengan namanya, Dowitul ini terbuat dari buah sawit yang diambil dari berondolan bukan TBS (Tandan Buah Segar).
"Jadi kita memanfaatkan buah sawit yang sudah lepas dari tandannya. Kondisi buahnya yang sudah benar-benar matang," bebernya.
Makanan ini juga menggunakan tepung ketan dan gula aren. Tahapan produksi dodol dari kelapa sawit ini, dimulai dari perebusan, pencampuran, pengadukan, pendinginan, dan tahap penyelesaian.
“Daging buah kelapa sawit dikupas, ditambahi dengan kondimen lainnya untuk pembuatan dodol.  Proses pengolahan menjadi dodol butuh waktu kurang lebih 3 jam, diaduk-aduk terus menerus sampai menjadi dodol (mengental/mengeras)," katanya.
Memang membutuhkan proses yang cukup panjang serta lama supaya menjadi dodol yang enak. “Penggunaan satu kilogram daging kelapa sawit biasanya dapat menghasilkan sekitar 6 boks dodol dengan isi masing-masing boks sekitar 15 pieces (dipotong kecil-kecil),” tuturnya. Jika telah selesai, dodol dikemas dan dipasarkan ke toko-toko sebagai oleh-oleh atau dijual di bazar makanan tradisional.
"Harga dodol kelapa sawit ini satu boks isi 15 pcs Rp35 ribu. Saat ini juga kita pasarkan di lingkungan pesantren seperti ke wali siswa," bebernya.
Diakuinya, terciptanya resep dodol kelapa sawit ini berawal dari santri ikut pelatihan Santri Prenuer lalu setelah itu mereka diminta mencari ide usaha. "Akhirnya kami coba mengolah buah sawit menjadi dodol, maka jadilah dodol sawit atau Dowitul ini," tandasnya. (tin/fad/)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan