https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Hanya Berharap Cepat Dibangun, Revitalisasi Terganjal Sertifikat

*Mendengar Keluh Kesah Pedagang Pasar Cinde

Sudah  lima tahun para pedagang di Pasar Cinde harus berjualan dengan kondisi kurang layak atau bangunan sementara. Sejak mega proyek Aldiron Plaza Cinde digarap 2017, hingga sekarang pembangunan pasar modern tersebut tak menunjukkan progres apapun.

Ardila Wahyuni - PALEMBANG

SELURUH pedagang Pasar Cinde mengeluhkan kondisi tempat jualan mereka yang tak kunjung selesai direnovasi. Mega proyek Aldiron Plaza Cinde sepertinya tinggal janji. Menunggu penyelesaian gedung pasar yang tak pasti, mereka beberapa bulan lalu ditimpa lagi oleh musibah kebakaran. Makin nelangsa rasanya, seperti itu yang diungkapkan penjual Kerupuk Kelempang Mang Den, Nurhayati.

Jika ditanya harapannya, dia hanya meminta supaya pembangunan Pasar Cinde ini punya kejelasan. Dilanjutkan atau tidak. "Katanya mau dijadikan pasar lagi, tapi tadi kami tanya (ke pemda) juga tidak tahu kapan," ucap perempuan berkaca mata itu.

Keinginan itu bukan tanpa sebab. Ia dan pedagang lain sudah lima tahun berjualan dengan kondisi tidak layak, sambil menunggu ketidakpastian pembangunan. Pembeli sudah sangat berkurang. Bahkan, dampaknya dirinya yang semula berjualan kempalang kerupuk, pempek dan kue, kini hanya berjualan kemplang dan kerupuk. "Kami bikin kue dan pempek kalau ada orderan saja," sebutnya. Baca juga : Gubernur Herman Deru Ngaku Tak Tega Lihat Kondisi Pasar Cinde

Sebab, kata dia, pempek dan kue itu makanannya cepat rusak jadi kalau tidak laku bisa rugi. "Mengurangi risiko ya, jualan kerupuk kemplang saja," lanjutnya.

Diakuinya sejak relokasi ke tempat penjualan sementara, pembeli kebanyakan tak mau turun (datang ke lapak, red). Rata-rata pembeli yang ada langganan, jadi mereka kalau mau beli menghubungi dulu. “Jika barang sudah siap tinggal antar ke mobil. Jadi mereka mau turun,” terang Nurhayati.

Dirinya pun cukup memahami hal itu karena kondisi pasar yang tidak nyaman, panas, dan sempit. Makanya kadang tidak ada konsumen yang belanja sama sekali kalau memang bukan langganan. "Sekarang ini kan banyak penjual kemplang, ngapain ke sini kalau tempat lain ada, dan tempatnya nyaman. Pembeli kesini kalau mereka  itu konsumen baru," ucap dia.

Bahkan, dia menceritakan, sejak revitalisasi banyak pula pedagang memilih menutup dagangan dan mereka berjualan di rumah. "Makanya saya sangat berharap agar revitalisasi  Pasar Cinde cepat terlaksana. Walau sepertinya ini tidak akan terealisasi cepat karena tadi saya tanya kapan, dan jawabannya sertifikatnya masih diurus," pungkasnya.

Diketahui Pemprov Sumsel sebagai pemilik lahan telah membatalkan proyek dengan pengembang Aldiron lantaran mangkrak cukup lama. Pemprov pun akan mengembalikan fungsinya semula sebagai pasar. Hanya rencana itu masih terganjal sertfikasi lahan yang masih dipegang pengembang.

Gubernur Sumsel, H Herman Deru, mengatakan dirinya sebenarnya tak tega melihat kondisi Pasar Cinde. "Saya ingin pasar ini menghormati pedagangnya,  menghormati pembelinya. Tapi semua masih dalam proses karena lahannya masih nama pihak ketiga," tuturnya.

Saat ditanya kapan bisa selesai, Gubernur pun mengungkapkan masih diurus dan akan diusahakan secepatnya. "Itu lah sertifikat masih nama dia (Aldiron, red) jadi tolong kejar ke BPN," ucap dia.

Diungkapkan, rencana Pasar Cinde dikembalikan ke fungsi semua mengingat pasar ini sangat ikonik di Indonesia dan di Sumsel. Apalagi hanya ada dua pasar yang ikonik di Indonesia, yakni Pasar Cinde dan Johar Baru. "Siapa tidak kenal Pasar Cinde, pasar tempat transaksi ibu rumah tangga dan pasar ini pun keberadaannya sudah cukup lama," tegasnya.

Dikatakan, pihaknya tidak tahu bahwa pasar ini di-BOT-kan. "Intinya akan kembali lagi sebagai pasar, tidak ada hotel apalagi apartemen," pungkasnya. (*/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan