PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi selama kurun beberapa pekan terakhir dikhawatirkan akan berdampak terhadap tersendatnya pasokan komoditi pangan, terutama untuk bahan pokok penting (bapokting).

Yang berujung pada terjadinya kenaikan terhadap kebutuhan pokok khususnya sayur mayur yang tumbuh kembangnya sangat bergantung pada kestabilan dari kondisi cuaca.

Benar saja, saat ini khususnya di wilayah Kota Palembang harga sayur mayur mulai terkerek naik namun pasokannya masih terbilang cukup lancar dan tidak banyak berpengaruh pada angka penjualan.

Salah satunya seperti hasil pantauan koran ini di Pasar Pagi Kelurahan Kebuh Bunga, Kecamatan Sukarami, terpantau harga bapokting masih berada di taraf norma;, kalaupun terjadi kenaikan tidak cukup signifikan.

"Untuk pasokan sayur ini terbilang masih lancar sampai saat ini meski harganya ada terjadi kenaikan tapi tidak seberapa naiknya," ungkap Joko (47), salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Pagi Kebun Bunga, kemarin (9/7).

BACA JUGA:Tak Pusing Harga Naik Sejak 2019, Tanam Cabai Setan Dalam Pot

BACA JUGA:Harga Cabai Setan dan Bawang Merah Melonjak, Ibu Rumah Tangga Mulai 'Menangis'

Di antara sayur mayur yang mengalami kenaikan seperti cabai burung yang sebelumnya dijual seharga Rp40 ribu per kg kini naik menjadi Rp60 ribu per kg, kenaikan juga terjadi pada cabai rawit yang kini dijual seharga Rp42 ribu per kg dari sebelumnya Rp30 ribu per kg.

Lalu harga komoditi lain, seperti ikan nila dijual seharga Rp30 ribu per kg yang apabila dijual di warung eceran biasanya harga jual mencapai Rp35 ribu, telur ayam dijual Rp27 ribu per kg, ikan lele Rp25 ribu per kg. Lalu, harga sayuran juga lebih murah, rata-rata tomat, kol, dan wortel Rp9 ribu per kg. Beda dengan harga eceran di warung sudah naik, yang mencapai Rp15 ribu per kg. Bahkan tomat bisa mencapai Rp20.000/kg, atau sekitar Rp2 ribu/ons.