MUARA ENIM, SUMATERAEKSPRES.ID - Kenaikan harga cabai yang kerap terjadi di pasaran ternyata tidak buat pusing lagi. Tati, warga Desa Muara Lawai, Kecamatan Muara Enim sejak 2019 telah memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam cabai setan dalam pot.

Dia menerapkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang diinisiasi Gubernur Sumsel H Herman Deru dengan metode tanam yang praktis, Tati mengungkapkan, cabai yang ditanamnya sudah dapat dipanen dalam waktu sekitar 4 bulan. Ia memilih jenis cabai setan karena perawatannya yang terbilang mudah dan tidak memerlukan perhatian khusus.

"Menanamnya praktis, sekitar 4 bulan sudah bisa panen cabai. Jenis yang ditanam adalah cabai setan," ujar Tati. Meskipun ukuran cabai yang dihasilkan dari tanaman pot di pekarangan rumahnya tidak sebesar hasil panen petani cabai pada umumnya, Tati mengaku hasil panennya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan lebih.

"Jika dibandingkan dengan petani cabai, memang cabai yang ditanam tidak sebesar itu namun cukup menghasilkan," jelasnya. Rahasia kemudahan perawatannya terletak pada kesederhanaan metode yang diterapkan Mei. Ia hanya rutin menyiram tanamannya setiap hari. 

BACA JUGA:Terus Merangkak Naik, Sebagian Stabil, Bawang dan Cabai Paling Melonjak Tinggi

BACA JUGA:Harga Cabai Setan dan Bawang Merah Melonjak, Ibu Rumah Tangga Mulai 'Menangis'

Sesekali, ia memanfaatkan air bekas cucian beras dan limbah cangkang telur sebagai pupuk alami bagi tanaman cabainya. "Karena tidak ada perawatan khusus, tinggal disiram tiap hari, kadang dikasih air bekas sisa cucian beras, kadang juga diberikan limbah cangkang telur," ungkapnya.

Keberhasilan Tati menanam cabai di pot pekarangan rumah menjadi inspirasi bagi tetangga, terutama di tengah fluktuasi harga komoditas pangan. 

"Dengan memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah, kita dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada pasar," pungkasnya.