MASIH ADA WAKTU

Pernah dengar ada orang yang memaki dan marah-marah kepada orang kaya? Katanya, "Hati-hati, ya, di dalam hartamu, ada hak kami".

Tidak dapat disalahkan bahwa pada tiap harta yang genap haulnya dan cukup hitungannya itu terkena kewajiban zakat. Namun, tetaplah santun dalam mengingatkan orang-orang berada. Tetaplah baik sangka terhadap mereka yang beruang.

Mungkin mereka telah mengeluarkan zakat di tempat lain. Mungkin juga mereka telah melunasinya tidak di bulan puasa ini. Sementara, orang-orang yang kurang mampu dan sangat butuh, terutama di ujung Ramadan, terkadang emosi dan kurang santun dalam mengingatkan.

Kisah ini mungkin baik untuk kita simak bersama. Suatu hari ada seorang yang alim mengajak beberapa jamaah sowan ke rumah seseorang yang meninggal dunia. Dilihatnya kerabat orang tersebut tak berhenti menangis. Lalu, sang kiai berusaha menghibur, "Kami tahu Anda sangat kehilangan. Kami juga ikut berduka". BACA JUGA : 2.000 Perantau Mudik Gratis

Dengan tersendat-sendat orang itu lantas bercerita "Guru, jika seseorang sedih karena kehilangan keluarganya itu biasa."

"Lalu apa yang membuatmu sangat berduka?" Tanya sang waliyullah.

"Guru, di saat kami selesai menguburkan saudaraku ini, satu per satu yang mengantarkan jenazah pun pulang. Tinggal aku sendiri yang masih berdoa di pusaranya. Tiba-tiba aku mendengar teriakan dari dalam kubur. Karena penasaran,  aku pun segera menggalinya. Mungkin terjadi sesuatu terhadap saudaraku, batinku".

"Aku terkejut, Guru. Yang kusaksikan api menyambar-nyambar saudaraku. Aku pun berusaha menolongnya. Lalu terdengar suara".

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan