Bahasa Cinta
Ini kisah yang tergolong masyhur tentang seorang badui arab yang buang air kecil di salah satu sudut mesjid. Sahabat-sahabat pun menegur sambil marah-marah kepada orang tersebut.
Namun, Rosulullah Saw tak sedikit pun menampakkan emosi. Beliau mengajak sang badui berbicara dari hati ke hati. Beliau memberi tahu bahwa mesjid adalah tempat yang suci, tempat orang bersujud. Mengertilah sang badui perihal yang disampaikan Nabi tersebut.
Di lain waktu, ada seseorang yang datang menghadap Rosulullah Saw. Orang ini meminta izin untuk berzina. Sahabat-sahabat yang mendengar ini pun nyaris naik pitam. Akan tetapi, dengan bijak Nabi Saw bicara, "Andai ibumu dinodai orang, bagaimana perasaanmu?"
"Aku pasti marah, ya Rosul," kata orang itu pasti.
"Andai putrimu diganggu orang, bagaimana perasaanmu?" kembali Nabi bertanya.
"Aku takkan tinggal diam, ya Rosul," jawab orang itu murka. BACA JUGA : Jalintim Mulai Padat, Terganggu Genangan Air
"Andai saudara perempuanmu dirampas orang miliknya yang paling berharga, bagaimana pendapatmu?" Baginda yang mulia kembali bertanya.
"Pasti aku marah, ya Rosul," jawab orang tersebut.
Orang itu lalu menyesal dan sadar bahwa niat dan perbuatannya tersebut tak hanya merugikan, tetapi juga melukai hati banyak orang.
Teladan Nabi
Dialog adalah bahasa cinta. Ini yang sering kali diteladankan Nabi Saw kepada para sahabat lalu sampai kisahnya pada kita.
Kita dengar kisahnya dari guru-guru kita. Kita simak ceritanya dari para kiai dan ustad yang berceramah. Kita baca yang diteladankan Nabi Saw dari berbagai referensi. Dengan apa lagi kita mencari dan menemukan akhlak terbaik selain belajar pada Baginda yang mulia.