Bangkit dari Jeratan Kredit Macet Pinjaman KUR: Mantan Marketing Bank Ungkap Jalan Keluar Tanpa Tambah Utang
Bangkit dari Jeratan Kredit Macet Pinjaman KUR: Mantan Marketing Bank Ungkap Jalan Keluar Tanpa Tambah Utang-Foto: sumateraekspres.id-
SUMATERAEKSPRES.ID —Kredit macet kerap kali menjadi mimpi buruk yang menghantui para peminjam, terutama pelaku usaha kecil yang mengandalkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank.
Tekanan penagihan, ancaman lelang aset, dan teror telepon hanya memperparah kondisi mental dan psikologis debitur.
Namun, satu hal yang sering terabaikan ternyata menjadi solusi paling realistis dan efektif: fokus penuh pada sumber penghasilan.
Kisah ini datang dari seorang mantan marketing perbankan yang pernah merasakan pahitnya gagal bayar pinjaman KUR BRI.
BACA JUGA:Bank BSI Berikan Pinjaman Tanpa Jaminan Bagi PNS dan PPPK Juni 2025, Ini Tabel Cicilannya
BACA JUGA:BRI Tawarkan Pinjaman Tanpa Agunan untuk UMKM dan Karyawan, Ini Rinciannya
Ia berbagi pengalaman pribadi yang membuka mata banyak orang: bahwa jalan keluar dari kredit macet bukanlah dengan meminjam lagi, melainkan dengan membangun kembali penghasilan secara konsisten.
Panik, Musuh Terbesar Ketika Kredit Macet
“Panik justru memperparah situasi,” ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa tekanan psikologis dari gagal bayar sering membuat orang tergesa-gesa mengambil keputusan yang salah. Salah satunya adalah terjebak dalam pola pikir “yang penting cair”, tanpa memedulikan bunga tinggi dan biaya tersembunyi dari pinjaman baru.
Kondisi ini menciptakan lingkaran utang yang tak kunjung berakhir. Banyak nasabah berusaha menambal utang lama dengan utang baru, strategi yang dikenal dengan istilah "gali lubang tutup lubang".
BACA JUGA:Tabel Pinjaman Tanpa Jaminan BRI & BSI untuk PNS dan PPPK: Update Juni 2025
BACA JUGA:BRI Buka Pinjaman KUR 2025, Ini Syarat Lengkap untuk UMKM
Sayangnya, alih-alih menyelesaikan masalah, hal ini justru memperbesar beban keuangan.
Dari Menganalisis Nasabah, Menjadi Korban Kredit Macet
Ironisnya, pria ini dulunya bertugas menilai kelayakan kredit para nasabah. Namun setelah keluar dari pekerjaannya, ia sendiri terjerat utang.
Ia meminjam Rp50 juta dari Bank BRI dengan jaminan BPKB motor untuk memulai bisnis toko sembako. Namun, dalam waktu setahun, omzet turun drastis. Ia pun tak mampu lagi membayar angsuran.
