https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ramadan, Bulan Peningkatan Kualitas

Tujuan puasa Ramadan sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Baqarah (2):183 adalah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kualitas ketakwaan yang hendak ditingkatkan memiliki dua dimensi utama. Dimensi vertikal (hablumminallah) dan dimensi horizontal (hablumminannas).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ali-Imran (3):112. "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah SWT dan tali (perjanjian) dengan manusia".

Untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dalam dua dimensi tersebut, maka perlu mengembangkan budaya dan tradisi bekerja dan beribadah secara itqan. Rasulullah SAW bersabda; "Innallaha yuhibbu an yara 'abdan Idza 'amila 'amalan an yutqinahu".

Artinya "Sesungguhnya Allah SWT sangat senang dengan seorang hamba yang melalukan sesuatu secara Itqan". Bekerja secara Itqan artinya melakukan sesuatu dengan cara yang terbaik (profesional). Mereka yang bekerja secara Itqan inilah yang akan mengalami peningkatan kualitas kehidupan, kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-An'am (6): 132, "Dan tiap-tiap orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan". Selain itu, peningkatan kualitas harus diupayakan dengan konsep ikhtiar yang terbaik. BACA JUGA : Ribuan Guru Honorer Merana

Ikhtiar berasal dari kata ikhtara-ikhtaru yang berarti memilih. Ikhtiar memilki akar kata yang sama dengan khoir, yang berarti baik. Ikhtiar juga berarti berusaha. Jadi ikhtiar berarti berusaha memilih untuk melakukan yang terbaik. Namun perlu disadari bahwa usaha manusia itu terbatas, karena manusia itu pada dasarnya makhluk yang lemah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Nisa' (4):8, yang artinya: "Dan manusia dijadikan bersifat lemah". QS Al-Ahzab (33):72. "Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh".

Juga dalam QS Al-Ma'arij (70):19. "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah". Manusia tempatnya khilaf dan lupa (pepatah arab).

Oleh karena itulah ada satu kekuatan dahsyat, yaitu berusaha mendapatkan pertolongan Allah SWT. Untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT, maka harus bersedia menolong agama Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Muhammad (47):7.

"Wahai orang-orang yang beriman, Jika kamu menolong agama Allah SWT, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". Bagaimana menolong agama Allah SWT? Dengan cara beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memberkahi.

Dalam QS Al-A'raf (7): 96 Allah SWT berfirman, yang artinya; "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".

Dari sini kemudian kita menyadari arti pentingnya berdoa untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT. Setelah bekerja dan beribadah secara itqan, berikhtiar secara maksimal, maka kita harus memohon pertolongan Allah SWT dengan berdoa kepada-Nya. Dalam QS Ghofir (40):60, Allah SWT berfirman, yang artinya: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu".

Demikian juga dalam QS Al-Baqarah (2): 186, Allah SWT berfirman, "Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila dia berdoa kepada-Ku...".

Semoga Bulan suci Ramadan ini bisa menjadi momentum terbaik untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan cara beribadah yang berkualitas, berikhtiar dan tentu saja berdoa kepada Allah SWT. (*/eno)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan