https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Gabung Komunitas Muslim Osaka, Pempek Pesen via IG

*Wong Kito yang Ramadan di Luar Negeri (12)

Menetap Kota Suita, Prefektur Osaka, Pijar Religia (31) menjalankan ibadah Ramadan dalam suasana yang jauh beda dengan kampung halamannya, Palembang. Terkadang, terselip rasa rindu untuk kumpul keluarga, makan sahur dan berbuka puasa bersama.

Sudah delapan tahun lamanya Pipit, sapaan akrabnya, menetap di Negeri Matahari Terbit itu. Sudah terbiasa dengan berbedanya suasana Ramadan pada negara dengan penduduk muslim minoritas tersebut.

"Tidak ada tanda-tanda khusus seperti di Indonesia kalau Ramadan sudah tiba. Hari-hari biasa pun, tidak ada azan di lingkungan rumah. Tidak ada warung yang berjualan takjil. Jadi seperti hari biasa saja," ungkap  istri dari Much Zaenal Fanani asal Mojekerto ini.

Pipir saat ini bekerja sebagai Specially Appointed Researcher di International Center for Biotechnology, Osaka University. "Keseharian saya melakukan eksperimen di lab. Riset saya sekarang adalah produksi bioproduk dari fermentasi yeast dan asesmen siklus hidup produk tersebut (Life Cycle Assessment)," bebernya.

Eksperimen di lab ini sudah sejak mengambil Program Master dan PhD  2015-2020 lalu. Tapi saat itu lebih ke aplikasi genomik untuk asesmen efek herbisida terhadap zooplankton lingkungan air tawar. BACA JUGA : Harus Punya Cadangan Kas

Saat ini, Pipit ambil cuti untuk mengurus anak. "Baru lahir, jadi sekarang saya seharian di rumah bersama anak," imbuhnya. Diakuinya, waktu tahun pertama jalani Ramadan di Jepang, dia merasa sangat asing dan sedikit kesepian. Bahkan, ketika salat Ied pertama di sana, Pipir menangis mendengar takbir berkumandang. “Kangen suasana Ramadan dan Lebaran di tanah air. Rindu keluarga," tuturnya.

Osaka University, Banyak Mahasiswa Muslim

Lingkungan tempat tinggalnya beda dengan suasana  kampus. “Kalau kampus, sedikit lebih berasa suasana dan tradisi Ramadannya,” tambah dia. Kebetulan di Osaka University, banyak mahasiswa muslim, baik dari Indonesia atau negara-negara lain seperti Malaysia, Mesir, Arab Saudi, dll.

"Kita punya musala yang bisa  untuk buka puasa bersama dan salat tarawih berjemaah. Ada juga komunitas Muslim Osaka (MO),” beber Pipit. Bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda, setiap akhir pekan di bulan Ramadan ada buka puasa bersama yang dilanjutkan salat maghrib, isya, tarawih berjemaah anggota komunitas MO.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan