Alokasi Pupuk Bersubsidi Meningkat
PALEMBANG – Pemprov Sumsel terus mendorong meningkatan produksi pertanian di Sumsel. Untuk merealisasikan itu terkendala pada ketersedian pupuk terutama pupuk bersubsidi. Tercatat alokasi pupuk peningkatan dibandingkan tahun lalu. Hal ini terjadi seiring penambahan jumlah petani yang terdaftar dalam e-alokasi pupuk bersubsidi. Baca Juga : Tips-Membuat-Pupuk-Cair Baca Juga : Jembatan Musi 3 Belum Prioritas
Berdasarkan catatan di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, jatah pupuk urea bersubsidi 250.475 ton atau meningkat sebesar 75,75 persen dari semula 142.514 ton pada tahun 2022. Sementara untuk pupuk NPK, meningkat lebih tinggi sebesar 89,40 persen dari semula 99.663 ton menjadi 188.761 ton.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, mengatakan, kuota pupuk bersubsidi sangat bergantung pada anggaran pemerintah pusat. Peningkatan alokasi pupuk subsidi itu tergolong signifikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Bahkan selama sepuluh tahun terakhir tidak pernah ada peningkatan jumlah alokasi setinggi ini. Sumsel tidak pernah dapat urea bersubsidi di atas 200.000 ton dan sekarang terwujud," katanya, kemarin. Baca Juga : Positif, Ajang Ukur Kemampuan Baca Juga : Oknum Mahasiswa Lain Berpotensi Tersangka
Bambang mengatakan, sebagai implikasi dari Permentan 10/2022, maka komoditi karet dan sawit tidak lagi difasilitasi pupuk bersubsidi, sehingga alokasi pupuk kedua komoditi ini dialihkan untuk 9 komoditi lain yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabe, kopi, kakao, dan tebu rakyat. “Alokasi pupuk bersubsidi sekarang prioritaskan ke pangan,” papar dia. (yun)