Ayam saja Pulang

Saat kami kecil, keluarga besar kami tinggal di dekat stadion olahraga. Beberapa kali ada artis pujaan yang manggung di sana, hanya dapat kami dengar musik dan merdu suaranya lewat ventilasi jendela.

 Ramai teman dan tetangga yang lewat di depan rumah untuk menyaksikan artis idola. Langkah kaki mereka seolah mengejek kami yang hanya bisa menatap di balik kaca jendela.

"Tidak usah ke tempat hiburan, tidak usah menonton konser live, tidak aman. Nanti kamu diinjak-injak orang. Kalau tidak luka, ya hilang nyawa," ibuku selalu tegas melarang.

Sekarang  kami berada di bantaran Sungai Musi beserta Benteng Kuto Besak-nya (BKB). Di tempat ini nyaris selalu ada hiburan dan pertunjukan yang biasanya di waktu malam.  Kata orang, saat ada selebritis manggung, ramainya hingga ke jalan raya. Macetnya jangan ditanya karena tempat  ini memang urat nadinya Kota Palembang. BACA JUGA : Apa itu Malam Lailatul Qadar?

Seperti ibu mendidik kami, anak-anak kami pun hanya mendengar lewat pori-pori jendela. Mereka lebih nyaman berada di rumah saat malam tiba. Kata ibu, ayam saja pulang ke kandang jika petang menjelang.

Beberapa hari lalu seluruh kapolrestabes di wilayah Sumatera Selatan juga mengumumkan hal senada, mengimbau agar orang tua peduli terhadap anak mereka dan melarang mereka keluar malam.

Jika instruksi ini disambut baik, diindahkan, dan diterapkan para orang tua, keamanan dan kenyamanan tentu bukan hanya jadi angan semata.

Malam, Waktu yang Istimewa

Malam adalah waktu yang istimewa, kawan. Para ayah dan para ibu yang bekerja, biasanya telah berada di rumah saat malam tiba. Anak-anak pun seperti itu. Alangkah indahnya jika saat berkumpul ini tidak terganggu dengan acara di luar, bahkan denting gawai yang bersahutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan