https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pindang Jomblo

BELUM ke Palembang kalau belum makan pempek dan ngirup cuko. Guyonan yang sangat familier antara orang Palembang dengan tetamu yang baru saja mendarat di kota tertua di Indonesia ini. Ada lagi fatwa baru yang sesungguhnya patut diuji kebenarannya, "Belum ke Palembang kalau belum ngirup pindang".

Konon, di Jawa juga ada pindang, tetapi pindang di Sumatera Selatan, khususnya Palembang sungguh berbeda, gurih,  asam, asin, manis terpadu secara harmoni. Pindang di kota ini sangat beragam, baik nama, rasa, maupun warnanya.

Masing-masing kabupaten/kota punya nama khas untuk men cirikan pindang mereka. Ada pindang Palembang, pindang serani, pindang musi rawas, pindang komering, pindang kuyung alias pindang musi, dan pindang besemah.

Jika merujuk pada bahan baku atau jenis ikannya ada pindang daging, pindang tulang, pindang udang, pindang patin, pindang delek/gabus, pindang toman, pindang tapa, pindang sale, pindang baung, pindang belido, dan pindang teri. Yang belum ada itu pindang jomblo, ujar putriku. BACA JUGA:Pindang Rupit dan Ikan Sepit Bakar Khas Muratara Makin Diminati

Mungkin kaum milenial akan terbius untuk nongki-nongki di kedai pindang jika tajuk ini yang dipakai. Jangankan pindang, bahasa di daerah Sumatera Selatan ini pun amatlah kaya. Ada bahasa Melayu Palembang, Melayu Musi, Melayu Besemah, Bahasa Ogan, Bahasa Komering dialek Aji, Bahasa Komering dialek Daya, Bahasa Lematang, dan bahasa Kayuagung.

Demikian pula adat istiadat masing-masing kabupaten/kota juga memiliki ciri khas, misalnya adat melamar, akad nikah, resepsi/munggah, nujuh bulan, mencukur bayi, dan pindah rumah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan