https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Harga Gabah Anjlok, Daya Serap Bulog Rendah

PENJELASAN: Ketua Komisi II DPRD Sumsel, Ayu Nur Suri, SE MM saat memberikan penjelasan soal kondisi pertanian yang terjadi di Sumsel. FOTO: DUDUN/SUMEKS--

Permasalahan lain yang mencuat yakni keterbatasan ketersediaan benih padi lokal.  Laporan petani, lebih dari 60% benih berasal dari Lampung dan daerah lain.

Bahkan sebagian harus dibeli secara online karena stok benih lokal di Sumsel tak mencukupi. "Ini ironis. Sumsel memiliki lahan sawah seluas 519.484 hektare, tetapi petani kesulitan mendapatkan benih lokal.

Ketahanan pangan tak cukup hanya dengan slogan, harus ada dukungan nyata dalam ketersediaan benih," ujar Ayu. 

Sebagai solusi jangka panjang, Ayu mendorong Bulog membangun unit penggilingan padi (rice milling) di kabupaten penghasil padi di Sumsel.

Ini tidak hanya meningkatkan daya serap gabah petani, tetapi juga sejalan dengan program cetak sawah baru seluas 150.000 hektare yang sedang dicanangkan di Sumsel.

Agar petani mendapatkan keadilan dan kepastian harga, Ayu Nur Suri  meminta Pemprov Sumsel  memberikan skema bantuan modal lunak kepada petani dan gapoktan, khususnya saat musim tanam dan panen.

BACA JUGA:Tinjau Penyerapan di OKU Timur, Pinwil Bulog Sumsel-Babel Menargetkan Serapan 80 Ribu Ton Gabah Kering Panen

BACA JUGA:Bulog Lahat Maksimalkan Serapan Gabah dan Beras Petani untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Bantuan mencakup penyediaan benih yang lebih terjangkau, distribusi pupuk subsidi yang merata, serta kemudahan akses terhadap alat dan mesin pertanian (alsintan). 

"Kami minta Gubernur Sumsel menerbitkan kebijakan pertanian yang jelas dan konkret, memastikan harga gabah sesuai HPP, mendukung Bulog dalam menyerap gabah lebih banyak, serta menjamin ketersediaan benih padi lokal yang ditangkar di Sumsel. Ini langkah penting agar petani kita tidak terus-menerus dirugikan," pungkas Ayu.(iol)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan