Anggaran Dipakai Program MBG, Pembangunan Jembatan Gantung Putus Desa Pusar Ditunda, Terdampak Efisiensi

--
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Diet belanja negara tahun anggaran (TA) 2025 sebesar Rp306.69 trilun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, berdampak pada APBN dan ABPD. Rinciannya efisiensi anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) Rp256,1 triliun, Transfer Ke Daerah (TKD) Rp50,59 triliun.
Adanya pemangkasan dana transfer dari pusat ini, sudah terlihat berdampak di Kabupaten OKU. Ditundanya tahun 2025 ini, pembangunan kembali jembatan gantung di Desa Pusar, Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten OKU, yang putus akibat banjir bandang pada 7 Mei 2024 lalu.
"Katanya akan dibangun akhir tahun 2024, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda dibangun," ucap Garsubi, warga Desa Pusar, usai musrenbang Kecamatan Baturaja Barat, Senin (10/2). Keberadaan jembatan gantung itu sangat vital, penghubung ke desa seberang sungai.
Padahal sebutnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebelumnya sudah turun ke lokasi melakukan pengecekan. “Warga sangat berharap pembangunan jembatan tersebut bias menjadi skala prioritas,” harap Garsubi kepada Sumatera Ekspres.
Penjabat (Pj) Bupati OKU M Iqbal Alisyahbana SSTP MM, membenarkan usulan pembangunan jembatan gantung di Desa Pusar, sudah diverifikasi BNPB. “Dari RAB biaya bangun kembali, rencana diupayakan ditingkatkan menjadi jembatan permanen,” katanya, kemarin.
BACA JUGA:Hotel Santika Lahat Hadapi Dampak Kebijakan Efisiensi Anggaran Pemerintah
BACA JUGA:Wacana Terapkan Ijazah Elektronik, Untuk Efisiensi dan Keamanan, Sekolah Bisa Cetak Sendiri
Rencananya, pembangunan itu awalnya akan menggunakan anggaran pusat yang dinamakan dana siap pakai (DSP) untuk penanganan bencana. Saat Presiden Prabowo dilantik, kewenangan penggunaan anggaran cadangan ada pada Kementerian Keuangan, atau instruksi presiden.
Kemudian, di pusat anggaran itu dipakai untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sehingga pembangunan jembatan (jembatan gantung di Desa Pusar) ditunda dan tidak bisa terealisasi. Dari BNPB diminta daerah untuk mengusulkan kembali untuk rehab jembatan tersebut,” jelasnya.
Meski nantinya tidak lagi menjabatsebagai Pj Bupati OKU, Iqbal berjanji akan mengupayakan pembangunan jembatan gantung tersebut tetap menjadi prioritas."Saya nanti akan tetap kawal dengan mengajukan usulan anggaran, baik pemerintah provinsi maupun kepada pemerintah pusat," ujar Iqbal, yang juga merupakan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumsel.
Terkait pemangkasan dana transfer dari pusat ke daerah, Iqbal menyampaikan pemerintah daerah diminta melakukan penyesuaian. Kemudian penyiapan anggaran, ketika ada instruksi pusat anggaran tersebut bisa digunakan. “Angkanya kami belum tahu,” ulasnya.
Efisiensi dalam pengelolaan anggaran yang diminta Presiden RI Prabowo Subianto,seperti perjalanan dinas. Itu akan disampaikan kepada organisasi perangkat daerah (OPD). “Supaya bisa dihitung berapa jumlah yang disisihkan (pemangkasan) untuk pelaksanaan kegiatan,” ujarnya.
BACA JUGA:Hemat AC hingga Kurangi Seremonial, Pemprov Sumsel Terapkan Efisiensi Anggaran
BACA JUGA:Pemkab Ramai-Ramai Efisiensi Anggaran, Fokus Program Prioritas