https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ambil Hikmah Perjalanan Spiritual Nabi

TAUSIYAH : Penceramah Novel bin Muhammad Alaydrus (Habib Novel) memberikan tausyiah kepada para pekerja Pertamina RU III. FOTO: IST--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kilang Pertamina Plaju memberi ruang yang luas bagi pekerja dalam upaya menyeimbangkan kehidupan profesional dan spiritual.

Perusahaan melalui Badan Dakwah Islam (BDI) mengadakan ceramah akbar Peringatan Isra Mikraj, menghadirkan penceramah Novel bin Muhammad Alaydrus (Habib Novel) di Masjid Jauharul Iman, Komperta Plaju.

BACA JUGA:7 Peristiwa Penting di Bulan Rajab, Isra Miraj hingga Pembebasan Baitul Maqdis Palestina

BACA JUGA:Teladani Peristiwa Besar Isra Miraj

General Manager RU III Plaju, Hermawan Budiantoro melalui SMOM Ali Mudasir, menyampaikan Isra Mikraj merupakan peristiwa penting bagi umat Islam.

Kejadian ini terjadi pada tahun ke-10 kenabian, tepatnya pada malam 27 Rajab, ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan luar biasa dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsa (Palestina), lalu menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh untuk menerima perintah salat lima waktu.

“Peringatan Isra Mikraj menjadi momentum bagi kita mengambil hikmah dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa ini ke dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ali. 

Ia menyampaikan, perusahaan mendukung penuh aktivitas spiritual di lingkungan kerja. Apalagi jika peningkatan nilai-nilai spiritual berbanding lurus dengan tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) yang menjadi core value BUMN.

Sementara dalam ceramahnya, Habib Novel menekankan pentingnya mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai kunci dalam memahami kehidupan.

Ia mengingatkan seringkali umat manusia lebih fokus pada aturan-aturan tanpa melihat keteladanan Nabi, yang justru menjadi pedoman utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Habib Novel juga menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mikraj tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui rangkaian ujian yang berat.

Saat peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah SAW mengalami tahun penuh kesedihan, ditinggal wafat oleh istri tercinta Khadijah dan pamannya Abu Thalib, serta menghadapi perlakuan keras dari masyarakat, termasuk dilempari batu saat berdakwah di Thaif.

“Di saat paling sedih, Allah memberikan hiburan dengan perjalanan luar biasa ini.

Hikmah yang bisa kita ambil adalah ketika kita menghadapi cobaan, kita harus senantiasa bersabar dan tetap taat. Setelah itu, Allah akan menghibur kita dengan cara-cara-Nya,” ungkap Habib Novel.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan