OKU Timur Raih Program Oplah 2025, Optimalkan 3.000 Hektare Sawah untuk Pertanian Lebih Produktif

OKU Timur kembali tingkatkan produktivitas sawah dengan program Oplah 3.000 hektare pada 2025! Foto: kholid/sumateraekspres.id--
OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID - Kabupaten OKU Timur kembali mendapat bantuan pemerintah pusat, berupa program optimalisasi lahan (Oplah).
Kali ini OKU Timur mendapat program Oplah sebanyak 3.000 hektare sawah. Program Oplah tersebut akan masuk di wilayah Komering.
Diketahui sebelumnya, tahun 2024 OKU Timur mendapat bantuan program Oplah sebanyak 5.000 hektare. Program tersebut sudah berjalan, kini 5.000 hektare sawah itu menjadi lebih produktif.
Bupati OKU Timur Ir H Lanosin MT MM msngatakan bahwa dirinya sangat mendukung program Presiden RI Prabowo Subianto, di sektro pertanian khususnya pangan.
BACA JUGA:OKU Timur Belum Punya Olahraga Tradisional Khas, Namun Tetap Menjaga Tradisi Lomba
BACA JUGA:Kisah Inspiratif UKM OKU Timur, Kopi Kemasan Nusantara Tembus Pasar Ritel
"Kita akan lebih mengoptimalkan lagi lahan-lahan yang kurang produktif. Alhamdulillah 2025 kita dapat program Oplah 3000 hektare dari Kementan," kata Bupati Enos, sapaan Lanosin, Selasa 21 Januari 2025.
Enos menambahkan, sebenarnya program dari pusat untuk Oplah sendiri ada 18 ribu hektare di SumateraSelatan, dan OKU Timur mendapatkam 3. 000 hektare. Itu karena saat ini yang dibutuhkan OKU Timur hanya 3000 hektare.
"Jadi, kita ajukan sesuai kebutuhan saja. Memang masih ada lahan yang lain mau di-oplah tapikan harus ada orangnya," ungkap Bupati Enos.
Sementara Kepala Dinas Pertanian OKU Timur, Junadi SP MM mengatakan, pada 2025 ini juga OKU Timur mengajukan untuk cetak sawah baru seluas 11 ribu hektare yang mayoritas berada di jalur Komering dan Belitang II.
BACA JUGA:Polres OKU Timur Gagalkan Peredaran Kosmetik Ilegal, 118 Kemasan Disita
BACA JUGA:Paripurna HUT OKU Timur ke 21 Berlansung Hikmad, Ketua DPRD: Momen Bersinergi untuk Kemajuan
Namun, kata Junadi saat ini pihaknya masih menunggu tim konsultan Kementan untuk melakukan verifikasi langsung ke lahan yang mau dicetak.
"Dari 11 ribu hektare yang kita ajukan, Kementan melalui konsultanya mau verifikasi, apakah bisa dicetak atau tidak. Rawa dalam atau tidak, itu semua mau dicek sama konsultan," papar Junadi.