Perdana, Ekspor Kopi Sumsel ke Australia, Total 277,2 Ton Senilai Rp33,6 Miliar

EKSPOR PERDANA: Prosesi pelepasan ekspor kopi perdana ke dua negara, Malaysia dan Australia.-foto: kris/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia melakukan ekspor perdana secara langsung, kemarin (19/1). Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyampaikan, kegiatan kali ini merupakan ekspor komersial perdana kopi Sumsel ke dua negara tujuan, yaitu Malaysia dan Australia.
"Selama ini Sumsel merupakan penghasil kopi salah satu terbesar di Indonesia, namun selama 11 tahun terakhir ekspornya dilakukan di luar Sumsel," sampainya saat seremoni Ekspor Perdana Kopi Sumsel di Pelabuhan Boom Baru, Minggu (19/1).
Harapannya, dengan melakukan ekspor perdana dari Pelabuhan Boombaru Palembang bisa meningkatkan nilai tambah produk kopi yang dapat dirasakan Provinsi Sumsel terutama para petani penghasil dan seluruh jalur rantai pasok. "Dengan kedekatan (rantai pasok, red) nilai yang dihasilkan akan meningkat dan tentu multiplier effect-nya lebih terasa," katanya lagi.
OJK, dalam hal ini, memfasilitasi pembiayaan lembaga jasa keuangan bank maupun asuransi ke anggota rantai pasok, terutama petani produsen guna meningkatkan produksi, kualitas, dan menjaga kontinuitasnya. "Dengan begitu memacu ekspor kopi Sumsel ke depan. Harapan kita ini terus berlanjut, kita siap mendukung peremajaan tanaman kopi," tukasnya.
BACA JUGA:Sumatera Selatan Lakukan Ekspor Kopi Perdana ke Malaysia dan Australia
BACA JUGA:Apakah Sehat Minum Kopi Dicampur Durian? Ini Penjelasan dari Para Ahli
Kepala OJK Kanreg VII, Arifin Susanto, menambahkan produksi kopi Sumsel mencapai 190 ribu ton per tahun, tapi belum tercatat ekspor kopi secara langsung selama ini. "Dengan dukungan semua lembaga, kita berkolaborasi agar komoditas unggulan Sumsel bisa ekspor langsung. Hari ini (kemarin, red) kita perdana mengekspor langsung," tambahnya.
Arifin merinci, total ekspor kopi tahun 2025 ini sebanyak 14 kontainer, meliputi 10 kontainer ke Malaysia dan Australia 4 kontainer. "Satu kontainer berisi 19,8 ton dikali 14, berarti total sebanyak 277,2 ton dengan nilai mencapai Rp33,6 miliar," bebernya. Khusus ekspor perdana kemarin ada 3 kontainer sebanyak 39,6 ton.
"Jadi sisa yang akan diekspor kembali sebanyak 8 kontainer ke Malaysia dan 3 ke Australia," tambahnya. Adapun jenis kopinya green bean jenis Arabica Grade 1 Specialty asal Semendo, Muara Enim, dan Robusta Grade 1 asal Pagaralam menuju Australia, serta 39,6 ton green bean kopi jenis Robusta Grade 4 asal Pagaralam menuju Malaysia.
Meski saat ini baru 2 negara, nantinya akan dikembangkan lagi. "Pasar ekspor ini juga akan dikembangkan selanjutnya ke Negara Algeria," katanya. Ia menekankan, ini perdana dalam konteks ekosistem keuangan. Pihaknya akan membangun secara berkelanjutan, ada pembiayaan langsung, ada Bank Himbara dan asuransi. "Pembiayaan diberikan oleh Bank Sumsel Babel, Himbara dan BSI senilai Rp336 miliar kepada 8.311 debitur sepanjang tahun 2024," tukasnya.
BACA JUGA:Nikmati Sensasi Kopi Lokal Premium Harga Terjangkau dari Nofu Coffee di Lima Titik Palembang
BACA JUGA:Fauzi Amro Apresiasi Penghapusan Piutang UMKM Sumsel: Dukung Ekspor Kopi Sriwijaya ke Malaysia
Pj Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi menyampaikan Sumsel merupakan produsen kopi terbesar di Indonesia. "Data statistik kita kopi Sumsel sangat besar untuk dikembangkan. Kami berusaha mewujudkan pengembangan dan brand kopi Sumsel. Kita ingin kopi Sumsel tak hanya menasional juga bisa ekspor atau go internasional," bebernya.
Dikatakan, komoditas kopi erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat Sumsel. Menurut BPS, kopi ini berkorelasi dengan tingkat kejahatan dan peningkatan kesejahteraan karena salah satu mata pencaharian utama petani Sumsel. Ketika kopi mahal, tingkat kesejahteraan meningkat, dan angka kejahatan menurun. Begitu juga sebaliknya. "Ini artinya, kopi berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, makanya perlu ditingkatkan," imbuh Elen.