Tim Relawan Berfikir Tagih Janji

--
Syamdakir kembali melanjutkan, apa yang harus ia bayar dan terkait diduga honor serta kompensasi mengumpulkan KTP warga dipersilahkan menagih ke pasangannya.
"Apo yang nak ku bayar, tagih lah ke Fikri situ setelah itu Fikri ke aku, nak ngapo kau," lanjutnya seraya mengatakan jika perekam akan makin susah berhadapan dengan dirinya.
Perekam juga menyampaikan menginput data dan mencari KTP warga itu susah, namun justru tidak dibayar oleh mantan calon wakil walikota Prabumulih tersebut.
"Bayar dulu pak Syam, oy pak syam, duit KTP bae dak tebayar, bayar pak syam," katanya.
Syamdakir menimpali tidak ada masalah silahkan ke pengadilan saja karena barang tersebut memang barang miliknya. "Ke pengadilan bae, profesional bae," lanjut Syamdakir.
Sayangnya Syamdakir Amrullah yang coba dikonfirmasi terkait video viral dengan ditelpon dan di kirim pesan WhatsApp oleh wartawan tidak memberikan respon.
Sebelumnya, diketahui Relawan Berfikir memberikan somasi pada pasangan mantan calon Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih nomor urut 2 H Ardiansyah Fikri dan Syamdakir Amrullah agar dapat membayar tuntas apa yang telah dilakukan para tim sukses.
Somasi itu dilayangkan Yusnia selaku Bendahara Relawan Berfikir tertanggal 7 Januari 2025.
Infonya, yang tidak dibayarkan pasangan mantan calon itu antara lain pengambilan NIK KTP warga diberikan upah Rp 3000 per KTP dengan total 50 ribu lembar KTP atau total sekitar Rp 150 juta.
Kemudian honor koordinator pencari KTP sebesar Rp 400 ribu untuk koordinator kecamatan dan Rp 300 ribu untuk koordinator kelurahan desa.
Lalu honor 6 tim input data di bascam induk relawan sebesar Rp 2,5 juta per orang atau total Rp 15 juta belum dibayar.
BACA JUGA:RDPS Sebut Hasil Perjuangan Semua Tim Relawan, Unggul Quick Count 2 Lembaga Survei
BACA JUGA:Pembentukan Relawan Pelajar OKU untuk Bantu Korban Bencana
Diduga karena hal itu tidak ada kejelasan, tim relawan kemudian menyita unitt komputer sebagai bukti dan jaminan agar pasangan mantan calon walikota dan wakil walikota itu membayar jasa mereka.
Namun bukannya membayar justru kejadian viral di media sosial tersebut terjadi dan komputer yang disimpan tim relawan diambil paksa oleh mantan calon wakil walikota nomor urut 2 kota Prabumulih itu. (chy)