Dirawat 10 Hari di RSUD Dr Mohammad Hoesin, Korban Jembatan Gantung Air Malus Hembuskan Nafas Terakhir

MENINGGAL: Surati (47), salah satu korban robohnya jembatan gantung tempat wisata Air Malus yang terjadi saat tahun baru akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr Mohammad Hoesin Palembang, Minggu (12/1) malam. Foto : ist/sumeks --
LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Insiden robohnya Jembatan Gantung di Objek Wisata Sungai Malus Lubuklinggau yang terjadi persis di awal tahun 2025 akhirnya memakan korban jiwa.
Ini setelah Surati (47), salah seorang korban yang mengalami luka-luka serius di beberapa bagian tubuhnya akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Minggu (12/1) malam sekitar pukul 18.45 WIB di ruang perawatan RSUD Dr Mohammad Hoesin Palembang.
BACA JUGA:Inalillahi, Ibu Surati Meninggal Dunia Akibat Tragedi Jembatan Gantung di Sungai Malus Lubuklinggau
BACA JUGA:Pascaruntuh, Jembatan Gantung Air Malus Ditutup, Polisi Lakukan Penyelidikan, Ini Keterangannya
Almarhumah Surati menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan medis selama lebih kurang 10 hari lamanya. Kabar duka ini disampaikan oleh anggota DPRD Lubuklinggau, Wawan Agus Salim SH, kepada awak media, kemarin (13/1).
"Kami atas nama seluruh masyarakat Kota Lubuklinggau menyampaikan ucapan berbelasungkawa dan turut duka cita yang mendalam atas meninggalnya almarhumah Ibu Surati. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," sebut Wawan.
Di kesempatan itu, Wawan turut pula menyoroti pentingnya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keamanan di objek wisata dan fasilitas umum lainnya yang ada di Lubuklinggau.
"Insiden ini menjadi warning yang serius bagi pemerintah agar dapat lebih memperhatikan lagi keamanan serta fasilitas yang ada di objek wisata. Keselamatan pengunjung haruslah diprioritaskan dibanding yang lainnya," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden bermula saat Ibu Surati bersama keluarga mengunjungi Objek Wisata Sungai Malus pada Rabu (1/1) lalu. Dalam perjalanan di atas jembatan gantung, struktur tersebut mendadak ambruk, menyebabkan Surati terjatuh dan mengalami luka serius di kepala serta mati rasa dari pinggang ke bawah.
Pascakejadian, korban segera dilarikan ke RSMH Palembang untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, kondisi Surati terus memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia.
Menurut Hermanto, kerabat korban, Ibu Surati sempat siuman selama dirawat di RSMH. Dalam kondisi itu, ia berpesan agar dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beliti Jaya, Kabupaten Mura kampung halaman sang suami.
Jenazah tiba di Desa Beliti Jaya pada pagi kemarin (13/1) dan langsung dimakamkan. “Malam ini jenazah akan dibawa pulang. Warga sudah mempersiapkan tenda di rumah duka,” ungkap Hermanto
Almarhumah dikenal sebagai sosok ibu yang tangguh. Ia meninggalkan dua putra, Agus dan Andri, serta suami tercinta yang berasal dari Desa Beliti Jaya. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban.
Sebelumnya, Kapolres Lubuklinggau AKBP Bobby Kusuma Wardhana SIK MH mengungkapkan hasil awal investigasi terkait insiden putusnya jembatan di Objek Wisata Air Malus, yang terjadi Rabu (1/1).