Potensi Banjir di Palembang dan Upaya Pemkot Mengatasi dan Mengantisipasinya
Potensi Banjir di Palembang dan Upaya Pemkot Mengatasi dan Mengantisipasinya-Foto: Budiman/sumateraekspres.id-
Drainase yang Tidak Memadai: Banyak saluran drainase yang tersumbat oleh sampah dan sedimen, yang memperlambat aliran air hujan.
Penurunan Permukaan Tanah: Aktivitas pembangunan yang tidak terkendali, seperti penggalian lahan, menyebabkan permukaan tanah menurun dan daerah tersebut rentan terhadap banjir.
Penggundulan Hutan: Kerusakan hutan di daerah hulu sungai mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga menyebabkan air langsung mengalir ke sungai dan menambah volume debit air yang dapat menyebabkan banjir.
Pembangunan yang Tidak Terkendali: Pembangunan yang dilakukan di daerah resapan air atau daerah rawan banjir memperburuk masalah ini.
Dampak Banjir di Palembang
Banjir yang terjadi di Palembang membawa dampak besar baik secara sosial maupun ekonomi, antara lain:
Dampak Sosial:
Kesehatan: Banjir memicu penyebaran penyakit seperti diare, demam berdarah, dan infeksi kulit akibat air yang terkontaminasi.
Kerusakan Infrastruktur: Jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya sering mengalami kerusakan akibat banjir, mengganggu aktivitas masyarakat.
Gangguan Pendidikan: Banjir mengharuskan sekolah-sekolah ditutup sementara waktu, mengganggu proses belajar mengajar.
Kehilangan Tempat Tinggal: Banyak rumah warga yang hancur atau rusak akibat banjir, memaksa banyak orang harus mengungsi.
Dampak Ekonomi:
Kerugian Materiil: Kerusakan properti dan kendaraan menambah beban ekonomi masyarakat.
Gangguan Aktivitas Ekonomi: Aktivitas bisnis dan perdagangan terganggu, mengakibatkan penurunan pendapatan para pelaku usaha.
Biaya Penanggulangan: Pemulihan pasca-banjir memerlukan dana besar untuk perbaikan infrastruktur dan bantuan kemanusiaan.
Penurunan Produktivitas: Banjir merusak sektor pertanian dan industri, mengurangi hasil produksi dan pendapatan.