Bikin Replika Prasasti Kedukan Bukit hingga Talang Tuo
AHLI REKONSTRUKSI : Astohari (kiri) saat dipercaya mengerjakan proyek pembuatan Office Museum di Gedung Wali Kota Palembang. -foto: ibnu holdun/sumeks-
Astohari, Seniman Muda yang Dapat Merekonstruksi Prasasti
SUMATERAEKSPRES.ID - Tak banyak seniman seni rupa yang mampu menciptakan replika prasasti peninggalan sejarah yang sangat mirip dengan aslinya. Di Sumsel ternyata ada seorang seniman yang kemampuannya di atas rata-rata. Dialah Astohari, pemuda dari Tanjung Batu Ogan Ilir (OI).
Ibnu Kholdun - PALEMBANG
SELAMA ini Astohari sudah dikenal dengan keahliannya merekonstruksi prasasti-prasasti bersejarah dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Karya-karyanya tak hanya menghidupkan kembali sejarah dan budaya lokal, juga memberikan kontribusi besar terhadap pelestarian warisan budaya yang ada di Palembang.
Bagi Astohari yang akrab disapa Totok, keahlian membuat replika prasasti bukanlah hal mudah. Menurutnya, meskipun bentuknya hanya batu prasasti, yang jadi tantangan utama adalah menciptakan kemiripan yang sempurna dengan prasasti aslinya.
BACA JUGA:Prasasti Kantor Ledeng Lengkapi City Heritage Building, Jadi Daya Tarik Wisata
BACA JUGA:Prasasti Kantor Ledeng Lengkapi City Heritage Building
"Paling sulit itu adalah kemiripannya. Walaupun hanya berbentuk batu, yang dikejar itu kemiripan. Apalagi jika kita melihat prasasti yang sudah aus tulisannya. Untuk itu, kami harus mempelajari kembali huruf-huruf pada prasasti tersebut agar bisa menciptakan duplikasi yang akurat," ujarnya, kemarin.
Mengenai waktu yang dibutuhkan, lanjut Astohari, membuat replika prasasti memerlukan ketelitian dan kesabaran. "Rata-rata proses pembuatan replika prasasti memakan waktu sekitar dua bulan," tambah pria yang kini berdomisili di Desa Jirak Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ini. Meskipun demikian, biaya pembuatan tidaklah terlalu mahal.
"Biaya itu sebenarnya tidak terlalu besar, yang mahal itu ketika mencari kemiripan dengan batu asli. Itu yang perlu dicoba dulu, apakah bahan yang kita pilih bisa mendekati bentuk asli prasasti," katanya.
Astohari sudah menekuni profesi seni rupa ini sejak 13 tahun lalu. Proses kreatifnya dipengaruhi pendidikan yang ia tempuh. "Saya lulus dari Program Studi Seni Rupa Murni, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, angkatan 2011. Setelah lulus, saya sempat bekerja di perusahaan swasta selama 8 bulan, namun saya merasa tidak betah dan akhirnya memutuskan fokus menekuni seni rupa hingga saat ini," katanya.
BACA JUGA:Prasasti Baturaja Bukti Peradaban Tinggi Masa Lalu
Dalam beberapa tahun terakhir, Astohari menerima berbagai project untuk membuat replika prasasti bersejarah, di antaranya Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Karang Brahi, Prasasti Kota Kapur, dan Prasasti Palas Pasemah.
Terbaru, Astohari menerima project dari FKIP Sejarah Universitas Sriwijaya (Unsri) dan pembuatan Office Museum di Gedung Walikota Palembang yang diinisiasi Pj Walikota Palembang Dr. A. Damenta, Mag.rer.publ, CGCAE.