Israel Setuju Kirim Delegasi untuk Lanjutkan Perundingan Sandera dengan Hamas
Delegasi Israel berangkat ke Qatar untuk melanjutkan perundingan dengan Hamas, setelah kemajuan dalam pembicaraan mengenai pembebasan sandera. Foto:Ist/Sumateraekspres.id --
BACA JUGA:Israel Tantang ICC: Ajukan 2 Banding atas Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
BACA JUGA:Syarat Israel Hambat Kesepakatan Gencatan Senjata dalam Konflik Gaza
Kami mendesak agar Perdana Menteri memberikan mandat kepada tim perunding untuk mencapai kesepakatan dan mengembalikan sandera yang masih hidup serta memberikan penghormatan pada mereka yang telah meninggal," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, serta Gal Hirsch, pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menangani masalah sandera, juga menyampaikan kepada keluarga para sandera bahwa meskipun ada kemajuan dalam negosiasi, prosesnya lambat akibat perbedaan tuntutan dari pihak Hamas.
BACA JUGA:Israel dan Hamas Bahas Pembebasan Sandera dan Bantuan Kemanusiaan
BACA JUGA:Israel Blokade Akses Bantuan di Gaza Utara, Krisis Kemanusiaan Semakin Parah
Selama seminggu terakhir, para pejabat Israel sempat merasa pesimis mengenai kelanjutan perundingan, terutama setelah Hamas menolak untuk mengungkapkan daftar nama sandera yang masih hidup.
Namun, setelah berjalannya waktu, pihak Israel mulai menunjukkan optimisme kembali.
Sementara itu, pejabat senior Hamas, Mousa Abu Marzouk, juga menyatakan bahwa peluang bagi perundingan untuk berhasil cukup besar.
Hamas sebelumnya bertemu dengan mediator dari Mesir, Qatar, dan Turki untuk menyelesaikan hambatan yang muncul terkait tuntutan Israel.
BACA JUGA:Persoalan Kejelasan Sandera Jadi Syarat Gencatan Senjata Israel-Hamas
BACA JUGA:Israel dan Hamas Menuju Gencatan Senjata, Fokus Pembahasan Pembebasan Sandera
Mereka mengungkapkan kesiapan untuk melanjutkan pembicaraan dengan positif.
Sumber media di Qatar mengungkapkan bahwa dalam pertemuan di Kairo, ada kesepakatan antara Hamas dan mediator untuk menunda pembicaraan terkait beberapa poin utama sampai gencatan senjata pertama dilaksanakan.
Namun, Hamas bersikeras agar Israel menyetujui gencatan senjata tujuh hari, meskipun selama periode tersebut tidak akan ada sandera yang dibebaskan.