Manfaatkan Cangkang Remis untuk Bahan Kitosan, Untuk Penyembuhan Luka Pascacabut Gigi
Dr drg Putri Erlyn, MKes-foto: ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) melakukan ujian tertutup promosi Dr drg Putri Erlyn, MKes di Ruang Rapat 1 FK Unsri Kampus Madang, kemarin (23/12).
Hadir pada sidang ini tim pembimbing, yakni Promotor Prof Dr dr Irfannuddin SpKO MPdKed, Ko Promotor 1 Prof dr Krisna Murti SpPA SubspHIEK MbiotechStud PhD, Promotor 2 Prof Aldes Lesbani SSi MSi PhD, serta tim penguji Dr dr Nur Rachmat Lubis SpOT(K) dan Prof Dr dr Mgs Irsan Saleh Mbiomed dan drg Arya Adiningrat PhD.
Putri Erlyn mengangkat judul disertasi “Karakterisasi dan Aktivitas Kitosan Ekstrak Cangkang Remis Terhadap Hemostasis dan Penyembuhan Luka pada Tikus Putih yang Dilakukan Pencabutan Gigi”. "Cangkang Remis, potensi baru dalam hemostatik dan penyembuhan luka pascacabut gigi," ujarnya usai sidang.
Ibu satu anak ini menjelaskan, pemilihan judul ini dilatarbelakangi pendarahan pasca pencabutan gigi yang merupakan reaksi normal tubuh. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika perdarahan berlangsung lebih dari 8 hingga 12 jam. "Berbagai penelitian memanfaatkan bahan alami sebagai agen hemostatik dan penyembuhan luka. Salah satu bahan yang telah banyak digunakan dalam bidang biomedis adalah kitosan, senyawa alami yang diperoleh dari limbah laut seperti cangkang kerang," terangnya.
BACA JUGA:Rektor Unsri Bentuk Tim Investigasi Internal Tindak Lanjut Insiden Pemukulan Koas, Ini Penegasannya!
BACA JUGA:BULD DPD RI Kumpulkan Data di FISIP Unsri untuk Evaluasi Tata Kelola Pemerintahan Desa
Dia menjelaskan, Indonesia, dengan sumber daya laut dan sungai yang melimpah, memiliki potensi besar dalam pemanfaatan cangkang kerang sebagai bahan baku kitosan. Salah satunya remis (corbicula fluminea), sejenis kerang kecil yang banyak ditemukan di perairan Sungai Musi, Palembang.
"Kitosan yang terkandung dalam cangkang remis memiliki potensi besar memengaruhi proses hemostasis dan mempercepat penyembuhan luka," ujarnya seraya menyebut penelitian ini berlangsung 9 bulan pada Januari-September 2024.
Metode penelitian, jelas drg Putri, yakni kitosan diekstraksi dari cangkang remis dengan metode optimasi menjadi mikro kitosan. Penelitian ini merupakan studi eksperimental menggunakan tikus putih sebagai hewan coba di Laboratorium Animal House FK Unsri. "Tikus-tikus ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan menjalani pencabutan gigi, diikuti pemberian salep mikro kitosan. Kemudian diamati waktu perdarahan dan penyembuhan lukanya hari ke-3 dan ke-7," urainya
Hasil penelitian didapat metode optimal mengekstraksi kitosan dari cangkang remis menggunakan variasi tingkatan konsentrasi larutan basa kuat dan asam kuat secara bergantian. Mikro kitosan diperoleh dengan penggilingan selama 60 menit.
BACA JUGA:Menuju Target 12 Persen, Unsri Kukuhkan 8 Guru Besar, Tercapai 4 Tahun Ke Depan
"Mikro Kitosan ekstrak cangkang remis yang dibuat dalam sediaan salep memiliki aktivitas waktu perdarahan lebih pendek dibanding kontrol. Aktivitas penyembuhan luka diamati secara kuantitatif dan kualitatif dari meningkatnya skor penyembuhan luka dan skor kepadatan kolagen," bebernya lagi.
Manfaat penelitian ini secara ilmiah dan masyarakat, metode optimasi dapat digunakan untuk memperoleh karakteristik kitosan dari ekstrak cangkang remis. Limbah cangkang remis yang selama ini terabaikan memiliki potensi besar dimanfaatkan, tak hanya sebagai solusi berkelanjutan mengelola limbah, juga bahan inovatif dalam dunia kesehatan. "Penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan sains dan teknologi berbasis sumber daya lokal," tandasnya.