https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kerajinan Purun jadi Kearifan Lokal

KERAJINAN PURUN : Imelda, pengrajin purun memasarkan produk kerajinannya berupa tas saat pameran. FOTO: NISA/SUMEKS--

KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Hasil kerajinan purun asal Pedamaran saat ini terus eksis. Bahkan tak hanya diproduksi menjadi tikar saja, tetapi sudah berkembang menjadi produk tas, tanjak, dan lain sebagainya yang kerap wara wiri di berbagai pameran.

Imelda, pengrajin purun mengaku pembuatan tas purun memang agak sedikit rumit dibanding pembuatan tikar, karena harus dibentuk sedemikian rupa.

BACA JUGA:Tradisi Pernikahan Berarak Petang Adat Pedamaran OKI

BACA JUGA:Produk dari Purun Semakin Elegan

"Makanya satu tas pembuatannya bisa memakan waktu tiga hari hingga seminggu," terangnya, kemarin (21/12).

Selain tas, ada tanjak tas untuk bersantai, kondangan dan aneka produk lainnya bahkan akan terus dikembangkan menjadi aksesoris lain yang lebih menarik.

“Karena purun ini kan bisa bertahan lama dan ramah lingkungan. Tidak akan ketinggalan zaman memakainya sebab kerajinan purun merupakan salah satu kearifan lokal yang harus terus dilestarikan,” sebut Imelda.

Makanya inovasi purun harus terus dikembangkan agar produknya pun dapat dikenakan oleh para pemuda. "Mereka juga diajak dan diperkenalkan bagaimana mengelola purun menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis," imbuhnya.

BACA JUGA:Manfaat Lain Purun Danau Yang Mulai Tertinggal

BACA JUGA:Ada Sejak Zaman Kolonial, Kini Sudah Dimodifikasi, Tikar Purun Asli Pedamaran

Di Pedamaran itu rata-rata semua warganya bisa mengelola purun menjadi tikar yang dijual langsung ke pasar. Harganya bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp25 ribu.

Tapi kalau sudah menjadi tas, tanjak, selempang dan lainnya harganya lebih tinggi. Kepala Dinas UMKM dan Koperasi OKI, Suhaimi menambahkan kerajinan purun akan terus dikembangkan melalui berbagai pameran baik lokal maupun nasional. (uni/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan